SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Global

5 Penyebab Kebakaran Los Angeles Amerika, Kenapa Seminggu Tak Padam?

LOS ANGELES, sp-globalindo.co.id – Tim BBC Earth menyelidiki beberapa penyebab kebakaran di Los Angeles begitu dahsyat dan menyebar begitu cepat.

Pada pagi hari tanggal 7 Januari, penduduk Pacific Palisades di sebelah barat Los Angeles melihat asap keluar dari rumah mereka.

Dalam waktu kurang dari setengah jam, api meluas dari 4 hektar menjadi lebih dari 80 hektar.

Baca juga: Kronologi Kebakaran Los Angeles: 24 Orang Meninggal, Ribuan Bangunan Indah Terbakar.

Dalam beberapa jam terakhir, rumah, bioskop, berbagai restoran, toko, dan sekolah terbakar habis.

Pada pagi hari tanggal 9 Januari, kebakaran Palisades menghanguskan area seluas 6.974,35 hektar atau 69,7 kilometer persegi atau 1,5 kali luas wilayah Jakarta Pusat.

Api juga berkobar di wilayah LA. Kepala ahli meteorologi AccuWeather, Jonathan Porter, mengatakan ini adalah salah satu kebakaran terburuk dalam sejarah kota California.

Perkiraan awal kerugian akibat kebakaran mencapai 52 miliar-57 miliar dollar AS (Rp 846 miliar-Rp 928 miliar).

Mengapa kebakaran ini begitu hebat dan menyebar begitu cepat?

Berikut lima alasannya. 1. Tanaman tumbuh dengan cepat

Periode hujan lebat pada tahun 2024 akibat El Nino diperkirakan akan meningkatkan risiko kebakaran pada musim dingin ini.

Rory Hadden, peneliti ilmu kebakaran di Universitas Edinburgh, mengatakan: “Hujan sering dianggap sebagai pelindung kebakaran. Jika hujan turun saat terjadi kebakaran, maka tidak baik untuk kebakaran tersebut.

Di sisi lain, hujan lebat dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi cepat. Cara ini justru menjadi bumerang di musim kemarau karena vegetasi yang tahan dapat membuat kebakaran hutan semakin kuat.

“Saat memasuki musim kemarau, tanaman cepat kering dan membesar. Ibarat menimbun alat pemadam kebakaran,” jelas Hadden.

Secara terpisah, ilmuwan kebakaran Maria Lucia Ferreira Barbosa dari Pusat Ekologi dan Hidrologi Inggris mengatakan periode cuaca kering pada tahun 2024 yang diikuti musim kemarau menciptakan kondisi yang tepat untuk penyebaran api.

Perubahan iklim dari sangat basah menjadi sangat kering disebut dengan “hydro-climatic whiplash”.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *