JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Departemen Umum Konstruksi (Dirjen) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Abdul Muis menyoroti maraknya tenaga kerja Indonesia konstruksi (TKK) yang bekerja di luar negeri.
Mereka adalah pekerja yang berspesialisasi dalam penerapan teknologi konstruksi untuk proyek-proyek yang “tidak biasa” dan karenanya memperoleh gaji yang tinggi.
Bagaimana dengan Indonesia?
Meskipun banyak proyek yang tidak biasa seperti Jalan Raya Bawah Laut Ibu Kota Nusantara (IKN) yang teknologinya masih baru di Indonesia, namun TKK kami tidak mempunyai kesempatan untuk mengerjakannya.
“Saya kira sebelum TKK kita punya banyak tenaga ahli. Tapi sampai saat ini peluangnya di luar (dalam negeri), baru di dalam negeri kita bangun sendiri terowongannya, ujarnya usai peresmian pembangunan Indonesia (KI) 2024 di Jakarta, Selasa. (24/7/2024).
Baca juga: PDNS Dicuri, Proses Tender Proyek dan Sertifikasi Pekerja Konstruksi Diblokir
Contoh lainnya adalah pembangunan MRT Jakarta yang banyak dilaksanakan oleh TKK dan tenaga ahli dari Indonesia dan juga merupakan proyek yang diprakarsai sendiri.
“Masyarakat Indonesia memang mampu di sana, namun dengan peluang yang belum terbuka, pemerintah dalam 10 tahun terakhir memiliki banyak peluang bagi mereka untuk menggunakan kemampuannya,” kata Abdul di negaranya.
Saat ini Kementerian PUPR telah memiliki standar tersendiri dalam pengerjaan proyek di dalam negeri.
Namun sampai saat ini mereka juga harus menggunakan TK dari luar negeri, hingga sekarang pengerjaan proyek luar negeri.
Namun untuk pengerjaan pendapatan dan belanja APBN, tidak ada pekerja kami yang datang dari luar. Dengarkan berita terkini dan informasi pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit untuk mengakses Kompas. com Saluran WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D Pastikan WhatsApp sudah terinstal.