JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Saat ini kecelakaan dengan kendaraan besar sering terjadi. Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari kelebihan beban dan overcharging atau kelebihan beban (ODOL), rem blong, hingga karakteristik pengemudi.
Oleh karena itu, diperlukan ketelitian untuk melindungi pengoperasian truk, mulai dari pengecekan muatan sejak titik pemberangkatan pertama, apakah muatan tersebut termasuk dalam kategori ODOL. Berikutnya adalah tes mobil standar, untuk memastikan kebugaran fisik dan mental pengemudi.
Sayangnya, hukum ekonomi menyebabkan pemilik truk dan kontraktor transportasi mengabaikan faktor penting ini. Padahal, ketika terjadi kecelakaan, bukan hanya pengemudi yang disalahkan, tapi juga pemilik kapal dan semua pihak yang terlibat.
Baca juga: Supercar Tidak Bisa Menggunakan Pelumas Konvensional
Hal itu diungkapkan Kepala Subditlaka Ditgakkum Korlantas Polri, Kompol Cornelis Ferdinand Hotman Sirait. Menurut dia, jika terjadi kecelakaan pada kendaraan besar seperti truk atau bus, maka pemilik truk dan mekaniknya bisa menghadapi ancaman hukum.
“Ingat kejadian bus yang membawa anak-anak sekolah study trip di Subang? Kami sudah tunjukkan, bukan hanya pengemudi ini yang harus bertanggung jawab menghadap hukum. Tapi juga mekanik, manajer, atau perusahaan yang bertanggung jawab. Yang urus busnya,” kata Hotman saat dihubungi sp-globalindo.co.id, Rabu (20/11/2024).
Lanjut Hotman, hal serupa juga terjadi pada kecelakaan yang melibatkan truk dan sejumlah mobil di Tol Cipularang. Proses hukum tidak berhenti pada pengemudi saja, melainkan dilanjutkan dari awal.
“Bagaimana gerak mobilnya, muatannya, siapa yang menyuruh memuat barang-barang tersebut. Sadar atau tidak, jumlah kemungkinan bagasi dan jumlah kemungkinan bagasi masih sesuai atau tidak,” kata Hotman.
Apalagi jalan yang ditempuh merupakan jalan ekstrim dengan banyak tanjakan terjal. Baik pengemudi maupun pemilik truk perlu memahami apakah kendaraannya dapat melewati rute ini.
Baca Juga: Pilihan Helm Full Face yang Nyaman untuk Berpergian
“Apalagi mengetahui jalur yang akan digunakan seperti ini, dengan penurunan yang begitu besar. “Itu dipengaruhi oleh kapasitas truk atau busnya, jadi kami pertimbangkan,” kata Hotman.
Ia melanjutkan, untuk memastikan kejadian ini tidak berlanjut, kelompoknya telah mengambil sejumlah langkah untuk melindungi bahkan menegakkan hukum.
“Perlindungan meliputi pendidikan, perlindungan melalui pengawasan. “Tapi tentunya di tengah atau di hilir sungai, jadi kalau bisa pihak lain harus mengambil tindakan pengamanan di awal agar hal seperti itu tidak terjadi,” ujarnya. Dengarkan berita terbaik dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk masuk ke saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.