SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Internasional

PBB: Catat Rekor, 281 Pekerja Bantuan Terbunuh pada 2024, Terbanyak di Gaza

JENEWA, sp-globalindo.co.id – Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan bahwa 281 pekerja bantuan telah meninggal di berbagai belahan dunia sepanjang tahun ini, menjadikan tahun 2024 sebagai tahun terburuk bagi pekerja kemanusiaan.

Tom Fletcher, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan koordinator darurat baru, mengatakan pekerja kemanusiaan terbunuh pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Keberanian dan kemanusiaan mereka menghadapi peluru dan bom, ujarnya, Jumat (22/11/2024).

Baca Juga: Warga Palestina: Perintah ICC tidak ada bedanya dengan penderitaan warga Gaza

Dengan hanya satu bulan tersisa pada tahun 2024, Fletcher mengatakan tahun 2023 telah mencetak rekor bersejarah dengan 280 pekerja kemanusiaan terbunuh di 33 negara sejauh ini.

“Kekerasan ini tidak ada gunanya dan buruk bagi upaya bantuan. Negara dan pihak yang berkonflik harus melindungi warga sipil, mematuhi hukum internasional, mengadili mereka yang terlibat dan mengakhiri era penindasan ini,” katanya.

PBB mengatakan jumlah korban meningkat seiring pertempuran sengit Israel di Gaza yang telah menewaskan 333 pekerja bantuan.

Sebagian besar korban tewas adalah pekerja bantuan dari badan PBB yang membantu pengungsi Palestina, UNRWA. 

Juru bicara OCHA Jens Larke mengatakan kepada wartawan di Jenewa bahwa 243 pekerja UNRWA telah tewas sejauh ini dalam konflik tersebut.

Selain di Gaza, pekerja bantuan juga menjadi korban penculikan, cedera, penyiksaan dan penahanan sewenang-wenang di berbagai negara, termasuk Afghanistan, Republik Demokratik Kongo, Sudan dan Ukraina.

Baca Juga: Israel Serang Permukiman Gaza, Puluhan Tewas

Sebagian besar kematian melibatkan pekerja lokal yang bekerja di organisasi non-pemerintah, badan-badan PBB dan Gerakan Palang Merah Bulan Sabit Merah.

“Kekerasan terhadap pekerja kemanusiaan adalah bagian dari tren yang lebih luas yang membahayakan warga sipil di zona konflik,” kata Larke.

“Tahun lalu, tercatat lebih dari 33.000 kematian warga sipil dalam 14 konflik bersenjata – peningkatan signifikan sebesar 72 persen dibandingkan tahun 2022,” tambahnya.

Larke mengatakan statistik baru mengenai pembunuhan pekerja kemanusiaan “sulit untuk dipahami”.

“Sangat disayangkan bahwa para pekerja garis depan ini… terbunuh saat melakukan hal terbaik yang bisa diberikan oleh umat manusia, dan mudah-mudahan hal ini akan membuat orang-orang sadar dan memperhatikan,” jelasnya.

Pada saat yang sama, Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi pada bulan Mei tahun lalu sebagai tanggapan terhadap kekerasan dan ancaman terhadap pekerja bantuan.

Teks resolusi tersebut menyerukan rekomendasi dari Sekretaris Jenderal PBB mengenai langkah-langkah untuk mencegah dan menanggapi insiden-insiden tersebut dan untuk melindungi pekerja kemanusiaan dan meningkatkan akuntabilitas atas pelanggaran.

Teks ini akan dipresentasikan dalam pertemuan dewan minggu depan.

  Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *