sp-globalindo.co.id – Rumah tidak banjir menjadi salah satu ide hunian yang diimpikan masyarakat Indonesia, terutama yang berada di daerah rawan banjir.
Membangun rumah di daerah rawan banjir, penting untuk melakukan tindakan preventif dalam pembangunan bangunan untuk mengurangi risiko dan dampak banjir.
Harapan terbaiknya adalah menyediakan bangunan yang cukup kuat untuk menahan bencana ini. Dengan cara ini, bahaya banjir bisa diramalkan.
CEO sekaligus Founder Gravel, Georgi Ferdwindra Putra menjelaskan, langkah penting pertama adalah mengetahui sejarah banjir dan pola curah hujan di wilayah Anda.
“Ini akan membantu Anda memahami betapa berbahayanya banjir dan langkah apa yang harus Anda ambil untuk melindungi rumah Anda,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Rabu (15/05/2024).
Dengan memahami kondisi lingkungan saat hujan, Anda dapat melakukan tindakan preventif berikut ini, yaitu merancang konstruksi rumah yang membantu melindungi rumah dari berbagai dampak banjir.
Baca juga: 6 Kerajinan Rumah Mudah Disetujui Pemerintah REI
Berikut lima hal penting dalam membangun rumah tahan banjir: Meninggikan pondasi: Ketinggian lantai bangunan 40-50 cm dari permukaan tanah akan mencegah masuknya air saat terjadi banjir. Sistem Drainase Satu Arah: Pasang sistem drainase yang efektif dengan katup satu arah untuk mencegah air kembali ke tanah. Pastikan juga saluran pembuangan limbah, septic tank, dan instalasi listrik berada di kawasan yang terlindung dari banjir. Ciptakan Daerah Tangkapan Air: Air di sekitar rumah berperan sebagai reservoir alami yang membantu mengurangi risiko banjir. Pilih Bahan Tahan Air: Gunakan bahan bangunan seperti beton atau batu bata tahan air untuk mengurangi kerusakan akibat banjir. Yang tak kalah penting adalah desain tinggi yang mampu menyerap air dengan cepat. Gunakan Teknologi Keamanan: Pertimbangkan untuk menggunakan pintu banjir, sistem drainase, dan peralatan baja tahan karat untuk perlindungan tambahan terhadap ancaman banjir.
Konsep desain rumah dataran banjir sebenarnya merupakan sesuatu yang baru. Di Indonesia sudah banyak tempat yang menerapkannya sejak lama, misalnya saja mobile home atau rumah dua lantai yang menjadi bagian dari hunian mewah di kawasan Jakarta Selatan.
Selain di luar negeri, Eropa juga menerapkan konsep bangunan tidak terendam banjir dengan menggunakan material atau material bangunan yang kuat seperti batu bata dan beton yang terbukti efektif dalam menghadapi kondisi cuaca buruk termasuk banjir.
Sedangkan di Jepang, ide rumah besi yang dipadukan dengan struktur baja tebal menjadi pilihan populer karena kemampuannya menjaga kestabilan rumah saat terjadi longsor atau banjir.
Baca Juga: Bangun 3 Juta Rumah Dalam Setahun, Pemerintah Bisa Atasi Reaksi Baliknya
Namun, perlindungan terbaik tidak bergantung pada desain rumah terhadap banjir saja. Perawatan berkala terhadap seluruh komponen bangunan juga penting.
Misalnya saja dengan memperbaiki rumah dengan bangunan yang mampu mencegah banjir, seperti saluran air, area perairan, dan lain-lain.
CEO dan Founder Gravel Fredy Yanto mengingatkan kita untuk selalu menjaga dan memperbaiki komponen bangunan.
Keterlambatan pemeliharaan dapat menimbulkan kendala, terutama jika terjadi bencana alam seperti banjir atau gempa bumi, ujarnya.
Oleh karena itu, kombinasi desain bangunan tahan banjir dan perawatan rutin akan memberikan perlindungan maksimal bagi penghuni dan aset berharga. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.