GAZA, sp-globalindo.co.id – Serangan udara Israel di Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 120 warga Palestina dalam dua hari terakhir, termasuk tujuh anggota keluarga di sebuah rumah di Zeitoun, pinggiran Jalur Gaza, menurut pejabat kesehatan Palestina.
Serangan itu juga menghantam rumah sakit Kamal Adwan di Gaza utara, melukai staf medis dan merusak fasilitas vital.
Hamas, melalui juru bicaranya Abu Ubaidah, mengatakan seorang wanita sandera Israel tewas dalam serangan Israel di wilayah utara Gaza, Reuters melaporkan.
Baca juga: PBB: Catat Rekor: 281 Pekerja Kemanusiaan Meninggal pada 2024, Kebanyakan di Jalur Gaza
“Kehidupan tahanan perempuan lainnya masih dalam bahaya besar,” kata Abu Ubaydah, menyalahkan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu atas insiden tersebut.
Namun militer Israel menyatakan masih menyelidiki laporan tersebut dan menuduh Hamas menggunakan warga sipil dan rumah sakit sebagai tameng manusia.
“Hamas terus melakukan teror psikologis,” kata juru bicara militer.
Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan Hussam Abu Safiya mengatakan serangan Israel menghantam pintu masuk unit gawat darurat dan ruang tunggu beberapa kali, melukai 12 staf, termasuk dokter dan perawat.
Serangan tersebut juga mengganggu listrik, oksigen, dan generator air rumah sakit.
“Kami merasa ini adalah upaya untuk memaksa kami meninggalkan fasilitas ini, namun kami tidak akan menyerah,” tegas Abu Safiya.
Israel membantah serangan terhadap rumah sakit tersebut.
Baca juga: Warga Palestina: Keputusan ICC tidak ada bedanya dengan penderitaan warga Gaza
“Kami tidak mengetahui adanya serangan di kawasan Rumah Sakit Kamal Adwan,” kata militer Israel, bersikeras bahwa pihaknya masih berusaha menghindari korban sipil.
Lebih dari 44.000 orang telah tewas dalam operasi militer Israel selama 13 bulan terakhir, dan hampir seluruh penduduk Gaza terpaksa mengungsi setidaknya sekali, kata para pejabat Palestina.
Israel mengatakan operasi itu sebagai respons atas serangan Hamas pada Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang.
Upaya mediasi Qatar untuk mengakhiri konflik saat ini terhenti karena kedua belah pihak menunjukkan keengganan untuk membuat konsesi.
Baca juga: Israel Serang Permukiman di Jalur Gaza, Tewaskan Puluhan Orang
Hamas menginginkan kesepakatan yang mencakup pembebasan sandera dan tahanan Palestina di Israel, sementara Netanyahu bersikeras bahwa perang hanya akan berakhir jika Hamas dilenyapkan. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung ke ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.