JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Menteri Perumahan Rakyat dan Permukiman (Menteri PKP) Maruarar Sirait mengatakan, program pembangunan perumahan rakyat dengan target membangun 3 juta rumah per tahun memerlukan dukungan berbagai pihak mulai dari pusat hingga daerah.
Penyebabnya, kata dia, karena anggaran Kementerian Perumahan dan Permukiman tidak mencukupi untuk menyelesaikan program tersebut.
Dalam Rakornas Pemerintah Pusat dan Daerah yang digelar di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/11/2024), Maruar menyampaikan anggaran Kementerian Perumahan Rakyat tahun 2024 sebesar Rp. 14,6 triliun.
Menurut dia, anggaran besar tersebut hanya cukup untuk membangun 145.000 unit rumah bagi warga.
Baca juga: Menteri Maruar Minta KPK Gunakan Lahan Sitaan untuk Perumahan Rakyat
Namun bukannya bertambah, anggaran Kementerian Perumahan Rakyat pada tahun 2025 justru menyusut menjadi Rp5,078 triliun.
“Apa yang akan kita lakukan? Dari mana asal 3 juta rumah itu?” Dia berkata.
Maruar kemudian mengucapkan terima kasih kepada Jaksa Agung atas komitmennya mengembangkan lahan 1.000 hektare yang dirampas koruptor untuk mewujudkan program perumahan rakyat.
“Terima kasih, apakah ada jaksa di sini? Kejaksaan Agung telah menyiapkan 1000 hektar lahan terkontaminasi untuk perumahan rakyat di Banton saja. Terima kasih jaksa,” ujarnya.
Selain itu, Maruarar mengucapkan terima kasih kepada Menteri Pertanian dan Tata Ruang (ATR) Nusron Wahid yang telah menyumbangkan lahan di Mojokarto, Jawa Timur dan Tangerang, Bunton.
“Saya juga sudah pembebasan lahan dari Park Nusron. Terima kasih Pak Nusron, Mojokerto luasnya 151 hektar dan Tangerang 6,7 hektar. Terima kasih Pak Nusron,” ujarnya.
Baca Juga: Maruarar Sirait Usulkan Sitaan Tanah dalam Kasus Korupsi Perumahan Rakyat
Dalam acara tersebut, Maruarar kemudian meminta izin kepada ketua untuk menurunkan Biaya Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dari lima persen menjadi nol persen.
Ia juga meminta kerja sama dengan kepala daerah untuk mempermudah dan mempercepat proses perizinan terkait pertanahan sehingga masyarakat bisa mempercepat proses pembangunan rumah.
Seperti diberitakan sebelumnya, Maruar mengusulkan agar tanah yang disita kasus korupsi dialokasikan untuk pembangunan perumahan rakyat.
Padahal, kata dia, gagasan itu sudah dibicarakan dengan Jaksa Agung ST Burhanuddin.
“Saya punya konsep penyitaan tanah, saya bertemu dengan Jaksa Agung, di Banton saja ada 1.000 hektare (tanah yang disita) dan Jaksa Agung siap memberikannya, saya sudah bicara dan bernegosiasi dengan Menteri Keuangan. Bagaimana masyarakat bisa memanfaatkan lahan ini,” ujarnya pada 29 Oktober 2024 di Komisi V bekerja sama dengan pemerintah.
Baca Juga: Menteri Maruarar Sirait Mengunjungi Berita Komite Pemberantasan Korupsi dan mendengarkan berita pemilu langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.