sp-globalindo.co.id- Kanker darah atau yang dalam dunia kesehatan dikenal dengan nama leukemia, limfoma, dan myeloma merupakan salah satu jenis kanker yang semakin mendapat perhatian di Indonesia.
Pasalnya, dalam beberapa tahun terakhir jumlah kasusnya terus meningkat, baik di kalangan anak-anak maupun orang dewasa.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Nasional Republik Indonesia (Kemenkes RI), lebih dari 400.000 orang di dunia menderita kanker darah dan lebih dari 10.000 orang, terutama anak-anak, di Indonesia menderita penyakit ini. Perbedaan ini menjadi tantangan besar dalam bidang kesehatan yang memerlukan pelayanan komprehensif.
Baca juga: Menkes: Kalahkan Kanker, RI Percepat Pengembangan Jaringan Pemindaian PET dan Siklotron
Sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah Indonesia telah menerapkan enam pilar reformasi layanan kesehatan, yang salah satunya berfokus pada pengobatan kanker.
“Kanker ini harus segera kita kalahkan, sehingga kita mempunyai fokus dan strategi agar kita bisa mengerahkan seluruh tenaga dan dana untuk strategi ini, yaitu deteksi dini kanker,” kata Menkes, Sabtu (23/11/2024). ), dalam sebuah publikasi.
Menurut Menkes, deteksi dini merupakan langkah penting dalam penanggulangan penyakit kanker karena dapat menurunkan angka kematian, menurunkan biaya pengobatan, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Untuk mendukung strategi tersebut, pemerintah terus meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan dengan mendistribusikan alat skrining kanker darah ke seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Berbagi alat
Hingga saat ini, pemerintah telah mendistribusikan alat analisa darah dan alat analisa kimia darah ke lebih dari 10.000 puskesmas di Indonesia. Pasokan alat kesehatan (Alkes) diharapkan selesai pada tahun 2027.
“Alat ini bisa digunakan untuk pemeriksaan darah lengkap. Oleh karena itu, jika ada kelainan yang berpotensi menjadi kanker darah, kita bisa mengidentifikasinya sejak dini, kata Menkes.
Baca juga: Atasi Kekurangan Dokter Onkologi, Kemenkes Akan Kirim Dokter ke 4 Negara
Di tingkat kota dan rumah sakit, pemerintah mengirimkan alat tes PCR yang digunakan untuk tes biologi molekuler, yang tidak tersedia di pusat kesehatan setempat.
Di tingkat daerah, pemerintah berencana membangun puskesmas di 514 kabupaten/kota di 34 wilayah. Klinik kesehatan masyarakat dilengkapi dengan mesin PCR generasi baru dan mesin rontgen.
“Mengapa alat ini diperlukan untuk deteksi kanker, karena kita tidak ingin hanya memeriksa darah dan virus darah saja, tapi ke depan kita juga ingin memiliki teknologi pengujian baru seperti sel tumor dan DNA,” kata Menkes. .
Meskipun pemerintah telah melakukan banyak langkah strategis, namun masih banyak tantangan yang harus diatasi, seperti rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini dan pengobatan kanker darah. Banyak kasus kanker darah yang baru terdiagnosis pada stadium lanjut.
Selain itu, kendala lain yaitu keterbatasan sumber daya di beberapa daerah dan mahalnya biaya pengobatan kanker darah juga menjadi beban bagi sebagian orang.
Untuk mengatasinya, pemerintah membekali seluruh rumah sakit dengan alat diagnostik yang tepat.