sp-globalindo.co.id-Anak baru lahir tampak membiru, seringkali disertai kelainan pada jantung atau paru-paru sehingga perlu segera diperiksakan. Menunda pengobatan dapat membahayakan kondisi anak.
Suprayitno Wardoyo, dokter spesialis bedah toraks dan kardiovaskular Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), mengatakan secara umum kelainan jantung bawaan pada anak terbagi menjadi dua kategori, yaitu biru dan non-biru.
Kategori biru merupakan kelainan jantung bawaan akibat kadar oksigen yang beredar dalam tubuh anak kurang dari normal atau saturasinya di bawah 90 persen.
Nah, keluhan warna biru ini biasanya langsung diketahui saat pasien atau anaknya lahir. Jadi biasanya muncul warna biru di bibir dan juga di ujung jari, kata Suprayitno, seperti ditulis Antara, Rabu (20/11/2024). .
Baca juga: Mengapa Bayi yang Lahir Melalui Operasi Caesar Memiliki Daya Tahan Tubuh yang Rendah?
Diagnosis kelainan jantung bawaan tipe biru bermacam-macam, ujarnya. Pertama, akibat menyempitnya aliran darah yang harus mengalir dari bilik jantung kanan ke pembuluh darah paru untuk menerima oksigen.
Ia mengatakan jumlahnya berkurang karena penyempitan dan lebih banyak mengalir ke aliran darah sistemik atau lebih besar.
Kedua, tidak ada penyempitan, tapi fisiologi aliran darahnya paralel, ujarnya.
Ia menjelaskan, aliran darah paralel mengakibatkan sistem sistemik menerima aliran darah beroksigen lebih sedikit karena alirannya langsung ke sistem dan bukan ke vena pulmonalis.
Ia mengatakan, keluhan warna biru pada anak bervariasi, ada yang ringan hingga berat. Dalam kasus-kasus ringan, anak tidak terlalu biru tetapi mungkin menjadi lebih biru ketika menangis atau mengejan.
“Tetapi ada juga anak yang warnanya sangat biru saat dilahirkan. Semakin parah derajatnya tentu semakin besar risiko terjadinya hal yang lebih fatal,” ujarnya.
Baca juga: Bayi Baru Lahir Perlu Pemeriksaan Tiroid untuk Mencegah Disabilitas Intelektual
Ia memperingatkan, jika pengobatan tertunda, anak tersebut mungkin berada dalam bahaya karena organ lain mungkin terpengaruh oleh masalah distribusi oksigen.
Sejumlah masalah bisa terjadi, seperti penurunan kesadaran, kejang, atau penurunan kemampuan memompa jantung.
Sedangkan untuk pencegahan, Suprayitno mengatakan, belum ada penyebab pasti terjadinya kelainan jantung bawaan, namun faktor risiko seperti infeksi saat hamil, terutama pada trimester pertama, dapat dihindari.
Selain itu, ia menambahkan, konsumsi obat-obatan dan alkohol yang dilakukan ibu juga dapat menyebabkan gangguan pada pembentukan jantung anaknya.
Ia mengatakan, saat ini di Indonesia deteksi dini kelainan jantung sudah bisa dilakukan saat janin masih dalam kandungan, namun tindakan atau intervensi belum bisa dilakukan seperti di luar negeri. Dengarkan berita terkini dan berita kami pilih langsung dari ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses Saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.