JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Saat ini semakin banyak mobil bertransmisi otomatis atau matic yang menggunakan transmisi otomatis CVT atau transmisi variabel kontinu.
Beberapa keunggulan transmisi CVT antara lain perpindahan gigi yang lebih mulus dibandingkan transmisi AT konvensional. Selain itu, transmisinya diklaim hemat bahan bakar.
Baca juga: Mitos atau Fakta: Koreksi ECU Bikin Sepeda Motor Lebih Irit Bahan Bakar?
Namun, meski transmisi CVT memiliki banyak kelebihan, ada juga kekurangannya. Stigma yang berkembang adalah transmisi CVT tenaganya lebih kecil dibandingkan menanjak.
Freddy Karya, Manajer Transmisi Dokter Mobil (Domo) di Kelapa Gading, Jakarta Utara, mengamini transmisi CVT dinilai tidak sekuat transmisi AT konvensional.
“Kalau ditanya, saya setuju. CVT kurang bertenaga dibandingkan AT biasa. Sebab, CVT mengandalkan sabuk dan sebagian besar mobil yang menggunakan CVT digerakkan oleh roda depan,” kata Freddy akhir pekan lalu ditemui Kompas. com.
Freddy menjelaskan, sebagian besar mobil kini menggunakan girboks CVT sebagai penggerak roda depan (FWD). Kendaraan berpenggerak roda depan diketahui memiliki kapasitas lebih rendah dibandingkan kendaraan berpenggerak roda belakang (RWD).
Baca juga: Akan Ada Operasi Zebra 2024, Begini Cara Pemeriksaan Kendaraan yang Wajib Dapat Tiket ETLE
“Fungsi penggerak depan adalah untuk menarik beban, sedangkan penggerak belakang berfungsi untuk mendorong beban. Saat menarik tanjakan, penggerak depan menarik beban ke belakang sedangkan penggerak belakang mendorong.” Dia berkata.
“Saya sendiri belum pernah melihat CVT dengan roda belakang, tapi ada CVT yang berpenggerak All-wheel drive (AWD) seperti Subaru, dan sepertinya Audi A6 juga menggunakan AWD-CVT,” kata Freddy.
Baca juga: Inchcape berharap pemerintahan baru tetap memberikan insentif kendaraan listrik
Iwan, pemilik Iwan Motor Honda Auto Clinic, mengatakan girboks CVT didesain untuk jalan datar. Namun kapasitas pendakian juga tergantung pada ukuran katrol dan sabuk baja.
Iwan menjelaskan, mobil dengan transmisi CVT berdaya rendah di pegunungan biasanya menggunakan puli dan sabuk yang lebih kecil. Jika ukuran puli dan sabuk kecil maka torsi yang dihasilkan akan kecil.
“Biasanya terjadi pada city car. Namun mobil dengan pulley besar dan dua atau lebih belt tidak mengalami kendala saat digunakan di jalan pegunungan. SUV sudah banyak yang menggunakannya,” kata Iwan. Dengarkan berita terkini dan informasi pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.