KAIRO, sp-globalindo.co.id – Serangan udara Israel di Jalur Gaza menewaskan sedikitnya 40 warga Palestina sejak Kamis (28/11/2024) malam hingga Jumat, menurut laporan otoritas medis.
Di tengah situasi ini, upaya untuk menghidupkan kembali perundingan gencatan senjata mendapatkan momentum baru, dengan delegasi organisasi Hamas dijadwalkan tiba di Kairo untuk melakukan perundingan.
Dokter menemukan 19 mayat di Nuseirat utara, salah satu kamp pengungsi terbesar di Gaza.
Baca juga: PBB: Kelaparan, penjarahan dan pemerkosaan di Gaza Meningkat
Reuters melaporkan bahwa pada Jumat sore, serangan udara lainnya di Beit Lahiya, Gaza utara, menewaskan 10 orang, dengan korban dilaporkan di wilayah lain di utara dan selatan Gaza.
“Kami tidak dapat menanggapi panggilan darurat dari warga yang terjebak di rumah mereka,” kata Layanan Penyelamatan Sipil Palestina, mengeluhkan pembatasan yang terus berlanjut dan penembakan di Nuseirat.
Setelah tank Israel mundur sementara dari Nuseirat, warga kembali ke daerah tersebut untuk menilai kondisi rumah mereka. Banyak yang mendapati kerabat mereka menjadi korban.
“Maafkan aku istriku, maafkan aku Ibtissam, maafkan aku sayangku,” rintih seorang pria di samping tubuh istrinya yang terbungkus kain kafan putih.
Korban lainnya termasuk Ahmed Al-Kahlout, kepala unit perawatan intensif di Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya, yang terbunuh oleh serangan pesawat tak berawak Israel, kata dokter.
Rumah Sakit Kamal Adwan, salah satu dari tiga pusat utama di Gaza utara, hampir tidak dapat berfungsi karena kekurangan obat-obatan, bahan bakar dan makanan.
Sebagian besar staf medis telah ditahan atau diusir dari tentara Israel, menurut otoritas kesehatan setempat.
Baca Juga: Serangan Israel Tewaskan 42 Orang, Warga Harap Segera Gencatan Senjata di Gaza
Hamas, Otoritas Palestina dan kantor berita WAFA melaporkan bahwa 70 warga Palestina telah tewas dalam dua serangan Israel di Beit Lahiya dalam 24 jam terakhir.
Jumlah tersebut belum dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyerukan gencatan senjata segera dan menuduh Israel menggunakan “senjata kelaparan” untuk memaksa penduduk Gaza utara meninggalkan rumah mereka.
Militer Israel menyatakan bahwa operasi di Beit Lahiya, Beit Hanoun dan Jabalia bertujuan untuk mencegah kelompok Hamas bersatu.
Namun warga melaporkan bahwa tentara Israel sedang mengevakuasi kota dan kamp pengungsi.
Delegasi Hamas dijadwalkan tiba di Kairo pada hari Sabtu untuk melakukan pembicaraan dengan para pejabat Mesir, menurut dua pejabat Hamas.
Pembicaraan tersebut terjadi setelah AS mengumumkan akan meluncurkan inisiatif baru dengan Qatar, Mesir dan Turki untuk membahas gencatan senjata di Gaza.
Meskipun gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon telah berlaku sejak Rabu, upaya serupa di Gaza sejauh ini tidak membuahkan hasil.
Baca Juga: Joe Biden Dorong Gencatan Senjata di Gaza, Tapi Pemimpin Israel Masih di Tujuan Semula
Presiden AS Joe Biden sebelumnya mengumumkan dorongan baru untuk mencapai perjanjian gencatan senjata di Gaza dan meminta Israel dan Hamas untuk memanfaatkan peluang tersebut. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung ke ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses Saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.