sp-globalindo.co.id – Dua peneliti teknologi kecerdasan buatan (AI) dari DeepMind, anak perusahaan Google yang fokus pada pengembangan kecerdasan buatan, dianugerahi Hadiah Nobel Kimia 2024.
Kedua peneliti kecerdasan buatan Google ini adalah CEO DeepMind Demis Hasabis dan John Jumper, salah satu peneliti senior DeepMind.
Keduanya memenangkan Hadiah Nobel Kimia 2024 atas kontribusinya dalam penciptaan AI pembelajaran mesin (deep learning) yang disebut AlphaFold2.
Model kecerdasan buatan ini berfungsi untuk menghitung dan menentukan struktur protein dalam tubuh manusia.
Fungsi protein adalah menjaga fungsi, bentuk dan fungsi sistem jaringan dalam tubuh. Zat kimia yang berbentuk molekul juga bertugas memperlancar berbagai reaksi kimia dalam tubuh, sehingga sel dan jaringan tubuh manusia dapat berfungsi normal.
Baca Juga: Untuk Kecerdasan Buatan, Microsoft Rekrut Kepala Proyek Google DeepMind
Oleh karena itu, dalam bidang kimia, menghitung dan memahami bentuk protein dapat membantu para ilmuwan untuk menciptakan obat, enzim, antibiotik dan berbagai hal lainnya yang dapat menimbulkan reaksi kimia protein dalam tubuh manusia.
Komite Nobel dari Royal Swedish Academy of Sciences mengumumkan dalam pernyataannya bahwa keberadaan AlphaFold2 memecahkan permasalahan para ilmuwan di bidang kimia yang telah berlangsung selama beberapa dekade, yaitu memprediksi ratusan juta struktur protein di dunia. tubuh manusia. Hal ini dinilai cukup rumit.
Melansir KompasTekno, Komite Nobel Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia mengatakan, berkat model kecerdasan buatan ini, para ilmuwan dapat dengan mudah memprediksi sekitar 200 juta protein dalam tubuh manusia yang telah diidentifikasi oleh para ilmuwan selama ini. TheVerge, Kamis (10/10/2024).
John dan Demis berbagi Hadiah Nobel Kimia 2024 dengan ilmuwan lain, David Baker.
Dia bertanggung jawab untuk membuat desain sistem operasi komputer alias desain komputasi untuk AlphaFold2, sedangkan fondasi model AI dibuat oleh John dan Demis.
Salah satu penemuan yang saat ini diakui adalah pemahaman tentang bagaimana protein dibuat di dalam tubuh. Penemuan lainnya terkait dengan ‘alat’ untuk mewujudkan impian para ilmuwan kimia yang ingin memprediksi struktur protein dalam tubuh. Kedua penemuan tersebut dari Komite Nobel menambahkan: “Hal ini menciptakan potensi besar bagi penemuan-penemuan lain di bidang kimia di masa depan.”
Baca Juga: TikTok Rilis Fitur Kampanye Periklanan Berbantuan AI
Selain John, Demis, dan David dari bidang kimia, kecerdasan buatan juga menjadi fokus peraih Nobel Fisika 2024.
Dua ilmuwan di bidang kecerdasan buatan, John J. Hopfield dan Jeffrey E. Hinton, yang biasa disebut sebagai “Bapak kecerdasan buatan”, dianugerahi Hadiah Nobel Fisika tahun 2024 atas kontribusinya terhadap pengembangan kecerdasan buatan.
Keduanya mendapat penghargaan ini karena dianggap telah menciptakan dasar-dasar kecerdasan buatan dalam hal pembelajaran mesin dan sistem kerja kecerdasan buatan yang digunakan banyak orang dan perusahaan saat ini.
Metode pembelajaran mesin ini masuk dalam kategori peraih Nobel Fisika tahun 2024, karena sistem ini bekerja seperti otak manusia.
Dalam hal ini, AI mempelajari hal-hal baru melalui jaringan saraf tiruan yang berbeda, seperti otak manusia yang mengandalkan jaringan neuron untuk memproses informasi. Dengarkan berita terkini dan pilihan berita kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.