JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Sektor infrastruktur mungkin menjadi “prima donna” di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo 10 tahun terakhir.
Pembangunan infrastruktur agar produk semakin meningkat dan masyarakat termotivasi dengan prinsip pembangunan dari segala sisi. Sebutan “Jawa pusat” dalam pembangunan secara umum yang sudah berpusat di Pulau Jawa menjadi “pusat Indonesia”.
Berdasarkan data Kantor Presiden (KSP), pemerintah dibawah kepemimpinan Presiden Jokowi telah membangun sepanjang 122.198 meter pada 2015-2023, rinciannya 58.002 meter pada 2015-2019 dan 64.195 meter pada 2020-2023.
Pembangunan jalan nasional sepanjang 5.823 kilometer dengan rincian 3.843 kilometer pada tahun 2015-2019 dan 1.980 kilometer pada tahun 2020-2023, serta pembangunan jalan tertutup mencapai 583 ruas dengan rincian 330 ruas pada tahun 2015-2015-2012 dan 2012- 2012.
Baca juga: Pesan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Soal Proyek Infrastruktur Pemerintahan Prabowo Subianto
Sedangkan pembangunan jalur kereta api dan kereta api mencapai 25.817 meter pada 2015-2023, 18.963 meter pada 2015-2019, dan 6.854 meter pada 2020-2023.
Terakhir, pada tahun 2015-2023, pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM) mencapai 33857 l/detik dan pembaharuan saluran irigasi pada tahun tersebut mencapai 4,34 juta hektar. Sementara itu, 13,5 juta kepala rumah tangga (KK) terkena dampak sanitasi dan sampah.
Total dana yang dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur Tanah Air untuk 13 program dan 11 proyek mencapai Rp 1.656,75.
Berdasarkan angka Kementerian Koordinator Perekonomian, daerah yang paling banyak menerima dana adalah Pulau Jawa Rp1.494,74 miliar (1 rencana, 86 proyek), Sulawesi Rp1.233,76 juta (31 proyek), dan Sumatera Rp1.233,76 juta (31 proyek). 646 triliun 31 (program 1 proyek 42).
Baca juga: Menhub: Pembangunan infrastruktur 10 tahun terakhir mampu meningkatkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen
Sedangkan Maluku dan Papua Rp945,16 juta, Kalimantan Rp224,5 juta (14 proyek), serta Bali dan Nusa Tenggara Rp45 juta.
Belakangan ini, Presiden Jokowi telah mendemonstrasikan kegiatan pembangunan infrastruktur pada masa kepemimpinannya.
Ia mengusulkan ide membangun dari pinggiran kota untuk membangun infrastruktur desa. Menurutnya, dalam 10 tahun terakhir, telah dibangun sekitar 366 ribu kilometer jalan pedesaan yang tidak dipercaya banyak orang.
“Banyak yang tanya ke saya, nggak percaya. Pak, 366 ribu kilometer?” ujar Jokowi, senada dengan ucapan banyak orang di Kompas100 CEO Forum di ibu kota nusantara, Kalimantan Timur, Sabtu (12/10/2024).
Menurut Jokowi, panjang jalan tersebut masih kalah dibandingkan desa-desa di Indonesia yang berjumlah sekitar 74.800 jiwa. Artinya, jika dipecah maka akan dibangun jalan sepanjang 4-5 kilometer untuk setiap desa.
Mengingat jumlah desa, 2-3 kali 366 ribu kilometer merupakan tujuan yang baik.
“Masuk akal kan? Sebenarnya menurut saya seharusnya tidak banyak. Ini cara paling penting untuk menghasilkan petani, cara terpenting untuk menghasilkan petani yang kita miliki.”
Saat itu, tidak hanya jalan pedesaan yang dibangun, tetapi juga infrastruktur dasar. Total pembangunan jalan sejak tahun 1978 meningkat dari 780 kilometer menjadi 2.433 kilometer.
Perkembangan tersebut merupakan titik balik setelah 40 tahun menempuh jarak ratusan mil.
Namun pembangunan jalan tol di China yang sudah mencapai 48.000 kilometer masih tertinggal jauh.
Dalam 10 tahun terakhir, Kepala Negara juga membangun 6.800 waduk, 14.700 pasar desa, dan 46.000 kantor pos. Kini terdapat 26 bandara baru, 25 pelabuhan baru, 53 bendungan baru untuk irigasi seluas 1 juta 200 ribu hektare dan perbaikan 164 pelabuhan baru.
Baca juga: Distribusi dan Pembangunan Infrastruktur Pesat di Bawah Jokowi
Transportasi umum yang sebelumnya tidak ada, turut diciptakan mengubah wajah kota-kota Tanah Air, termasuk ibu kotanya, Jakarta.
Pada saat yang sama, pembangunan Jalur Kereta Api (MRT) Lebak Bulus-Bunderan HI telah selesai dan akan melayani 120 juta orang, sedangkan pembangunan MRT Fase 2A dari HI ke Kota sedang berlangsung. .
Baru-baru ini, Presiden Jokowi pada Rabu (11/9/2024) meresmikan pembangunan MRT Timur-Barat Fase 1 Medan Satria hingga Tomang sepanjang 24,5 kilometer.
Plt Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan pembukaan proyek MRT Tamrin akan menghubungkan MRT Utara-Selatan, Bundaran HI-Ankol Marina, dan MRT Cikarang Timur-Balaraja Timur-Barat.
Pembangunan MRT Bagian Barat sepanjang 24,5 kilometer ini terdiri dari 21 stasiun.
Baca juga: Bandingkan Infrastruktur Indonesia dengan China, Jokowi: Kita Tertinggal Jauh
Ia mengatakan, pembangunan tersebut akan dilaksanakan oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) dengan dukungan Asian Development Bank (ADB), Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Daerah DKI Jakarta sebagai entitas, serta PT MRT Jakarta sebagai pelaksana. agen.
Sedangkan pembangunan 800 meter di kawasan Kota Bekasi dibiayai oleh pemerintah pusat dan pengerjaannya dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta melalui program PSO.