JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Banyak orang yang merencanakan liburan akhir tahun. Mengantisipasi kemacetan lalu lintas, Korps Lalu Lintas Polri menyiapkan rekayasa lalu lintas saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Irjen Kakorlantas Polri Pol Aan Suhanan mengatakan, ada peluang pergerakan masyarakat Indonesia di negara berpenduduk 110,6 juta jiwa itu.
Baca juga: Korlantas prediksi 110 juta orang akan bepergian saat libur Natal
Organisasi antarprovinsi sebesar 19,84 persen, kemudian organisasi intraprovinsi sebesar 19,46 persen. Organisasi ini meningkat sebesar 2,82 persen, kata Aan, dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi III (RDP) DPR RI dan Korlantas Polri, Sena baru-baru ini.
Aan juga mengatakan, 36,7 persen masyarakat akan menggunakan mobil pribadi dan 17,71 persen menggunakan sepeda motor. Selebihnya menggunakan angkutan umum, baik bus, kereta api, atau pesawat.
“Kami juga sampaikan 29 persen, Jakarta ke Jagorawi 23 persen, Jakarta ke Cikampek 48 persen, Cikampek ke Cipali 5 persen 52, dan dari kilometer 66 ke Dola Purbalenyi. . sekitar 23 persen,” kata Aan.
Baca Juga: Sambut Libur Natal, Kemenhub Tawarkan Angkutan Sepeda Motor Gratis
“Ini rambu-rambu bagi kita untuk melakukan rekayasa lalu lintas, dengan menghitung atau memperkirakan pergerakan kendaraan yang akan menuju arah barat, Sumatera, timur, lalu selatan,” ujarnya.
Aan mengatakan, data ini akan menjadi acuan Korlantas Polri dalam menerapkan metode operasional dan rekayasa lalu lintas nantinya.
“Sekarang hasil survei tol, ekspektasi lalu lintas dari Jakarta, dari Jakarta ke Cikampek sebesar 47 persen, dari Jakarta ke barat 29,4 persen, dari Jakarta ke selatan dan 23 persen, padahal lalu lintas dari Cikampek di sisi timur. 51,7 persen, dan Cikampek ke Bandung 23 persen,” kata Aan.
Aan mengatakan, penting untuk mengetahui V/CR (rasio volume lalu lintas), terutama pada ruas jalan tertentu. Menurut dia, ada beberapa lajur di Tol Jakarta-Cikampek, tepatnya dari KM 48 hingga KM 60, kemudian KM 60 hingga KM 72.
“Kami menilai V/CR saja tidak cukup. Kalau tidak diintervensi, akan terjadi perlambatan yang berujung pada kemacetan,” kata Aan.
“Oleh karena itu, ini yang menjadi acuan kita untuk menerapkan contraflow, pembatasan angkutan kargo, atau cara lainnya nanti. Kita lihat di slide, ada beberapa ruas yang V/CR-nya ada di kelompok. Artinya kita harus turun tangan. , dan setelah kami “menghentikan pembatasan pengangkutan barang, tingkat kapasitas menjadi sangat moderat,” katanya.
Namun perlu diingat bahwa rekayasa lalu lintas bersifat subjektif. Artinya hanya akan digunakan bila diperlukan. Dengarkan berita terbaik dan pilihan berita kami langsung ke ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk bergabung dengan Saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.