sp-globalindo.co.id – Hidup sehat, mandiri dan produktif menjadi harapan banyak orang. Namun, untuk mencapai hal tersebut diperlukan persiapan, tidak hanya secara finansial, tetapi juga kesehatan dan psikologis.
Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2020-2050 Badan Pusat Statistik (2023) menyebutkan jumlah penduduk berusia di atas 60 tahun akan mencapai 11,10% pada tahun 2023.
Pada tahun 2045, persentase penduduk lanjut usia akan meningkat menjadi 20,31 persen. Jika saat ini 11 dari 100 penduduk merupakan lansia, maka dalam 20 tahun ke depan, 1 dari 5 penduduk Indonesia akan berusia lanjut.
Meski kondisi fisik dan mental lansia tidak lagi sama dengan lansia, namun menjadi tua bukan menjadi alasan untuk tidak bisa hidup produktif dan sejahtera.
Mewujudkan lansia yang sehat dan berdaya memerlukan persiapan yang tidak serta merta. Lebih dari 51 juta pra-senior yang saat ini berusia antara 45-59 tahun perlu mempersiapkan diri agar ketika memasuki usia lanjut mereka benar-benar berada dalam kondisi yang diharapkan dan siap untuk diberdayakan. adalah
Baca Juga: Kekurangan Apa yang Terjadi pada Lansia? Demikian penjelasan dokter
Sebuah program pelatihan inovatif yang dirancang untuk mengatasi penuaan komunitas non-medis, Seniors Health Care Course (SHCC) diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (ILUNI-FKUI), FKUI. dengan kerjasama. dan Pusat Pengembangan Kesehatan Indonesia.
Pada pelatihan gelombang pertama, diikutsertakan 23 peserta yang terdiri dari 4 laki-laki dan 19 perempuan berusia antara 45 hingga 78 tahun.
Ketua Umum ILUNI-FKUI Dr. Wawan Mulyawan Sp.BS menjelaskan tujuan dari program ini adalah untuk memberdayakan masyarakat dalam menjaga kesehatannya hingga memasuki usia lanjut.
“Selain diri sendiri, peserta juga dapat menjadi health promotor dan memberikan dukungan kesehatan bagi pasangan dan keluarganya,” kata dr Wawan.
SHCC menawarkan berbagai aspek pendidikan kesehatan komprehensif yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta. Pelatihan berlangsung selama 5 minggu, terdiri dari 10 sesi pembelajaran intensif.
Materi yang diajarkan antara lain: pemahaman profesi dan etika kedokteran, anatomi dan fisiologi tubuh manusia, teknik pemeriksaan diri dan interpretasi hasil laboratorium, berpikir kritis untuk mencegah pencurian kesehatan, pengetahuan tentang obat-obatan, suplemen dan vaksinasi bagi lansia, seperti: . Juga keterampilan menghadapi keadaan darurat, termasuk pelatihan praktis pertolongan pertama pada kasus serangan jantung.
Baca juga: Pola Makan Sehat Sejak Muda, Kunci Hidup Berkualitas di Lansia
Para peserta pelatihan menyadari bahwa materi yang diberikan sangat bermanfaat dan dapat menciptakan komunitas yang suportif.
“Selain mendapatkan ilmu dan keterampilan, kami juga menjalin ikatan psikologis yang erat dengan sesama peserta dan guru. Kami akan terus saling mendukung hingga akhir hayat,” ujar salah satu peserta, Melanie Kesumaputri.
SHCC tidak hanya menjadi tonggak baru dalam pendidikan kesehatan lansia, tetapi juga membangun komunitas yang saling mendukung dalam mengatasi tantangan kesehatan pada lansia. SHCC gelombang kedua rencananya akan dimulai pada awal Februari 2025. Dengarkan berita terhangat dan berita pemilu kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.