sp-globalindo.co.id-Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan pencegahan tuberkulosis di Indonesia menghadapi permasalahan serius, terutama karena prevalensi penyakit tersebut sangat tinggi.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), india memiliki jumlah kasus tertinggi kedua di dunia setelah India, dengan sekitar 1 juta kasus baru setiap tahunnya.
Budi ikut serta dalam pendistribusian Memorandum Kebijakan Tuberkulosis (TBC) 2024-2029, sebuah inisiatif strategis yang bertujuan untuk mempercepat eliminasi tuberkulosis di Indonesia.
“Kita tidak bisa berjalan sendiri, kita harus berjalan bersama. “Terima kasih kepada seluruh masyarakat yang bersedia bekerja sama dengan pemerintah dan ini harus dijadikan sebagai upaya bersama, bukan sebagai program,” kata Menkes dalam keterangannya, Senin (02/12/). 2024). ).
Baca juga: Pentingnya Bantuan Persalinan Bagi Penderita TBC
Budi menegaskan, pemberantasan TBC merupakan prioritas nasional. Oleh karena itu, langkah-langkah strategis yang diusulkan dalam memorandum ini akan memperkuat upaya Indonesia untuk mencapai tujuan eliminasi TBC pada tahun 2030.
Nota kebijakan ini merupakan hasil konsultasi publik yang diprakarsai oleh Kemitraan Tuberkulosis Indonesia (STPI). Diskusi melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, akademisi, sektor swasta, dan masyarakat.
Memorandum ini mengidentifikasi tantangan-tantangan penting dan peluang strategis untuk mengendalikan dan mengurangi kejadian tuberkulosis di Indonesia, yang masih menjadi salah satu tantangan kesehatan masyarakat utama di negara ini.
Senada dengan itu, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengatakan angka kejadian dan kematian akibat TBC lebih tinggi dibandingkan Covid-19.
Ia optimistis Indonesia mampu mengendalikan TBC mengingat keberhasilan Indonesia dalam menangani krisis dengan baik dan cepat di masa pandemi Covid-19.
“Kalau kita bisa menjadi salah satu negara yang bisa cepat mengatasi Covid-19, kita juga bisa mengalahkan tuberkulosis. “Yang utama kita harus melihatnya sebagai krisis, kemudian semua pihak harus bekerja keras untuk menyelesaikannya,” ujarnya.
Baca juga: Cegah Penularan TBC dengan Perkuat Sistem Kekebalan Tubuh
Nurul Nadiya Luntung, ketua Stop TB Foundation di Indonesia, mengatakan memorandum kebijakan yang dikeluarkan oleh Stop TB mengidentifikasi empat bidang utama yang menjadi fokus pemerintah: terbatasnya akses terhadap pengobatan, kurangnya petugas kesehatan menjelaskan bahwa fokusnya adalah pada potensinya. belum terstandarisasi. integrasi seluruh fasilitas kesehatan, sistem informasi yang belum optimal, serta pembiayaan penanggulangan tuberkulosis.
Memorandum ini menawarkan beberapa rekomendasi praktis untuk memperkuat kolaborasi antarsektoral, mengintegrasikan kebijakan TBC dengan layanan kesehatan lainnya, dan mendekatkan layanan kepada populasi rentan TBC.
“Masalah ini merupakan badai dalam perjuangan melawan TBC. Namun, ada peluang strategis di balik badai yang bisa kita manfaatkan, salah satunya adalah hadirnya pemerintahan baru dan prioritas nasional pengendalian TBC, ujarnya.
Jalan pemberantasan TBC semakin dekat. Nurul juga mengajak semua pihak untuk memantau langkah pemerintah dalam memberantas TBC pada tahun 2030.
“Dengan semangat kerjasama dan sinergi, saya yakin kita akan mampu mencapai dermaga sesuai dengan komitmen kita,” tutupnya.
Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.