Sebut Megawati Demokratis, JK: Tidak Pakai Aparat pada Pilpres 2004 walaupun Bisa karena Inkumben
JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla alias JK menyebut Ketua Umum Partai Perlawanan Demokrasi Indonesia (PDI-P) Megawati Soekarnoputri merupakan politikus yang mempunyai tujuan. dan demokrasi.
Ucapan tersebut disampaikan JK, berkaca dari pengalamannya pada Pilpres 2004 dan 2014.
JK mengatakan, pada Pilpres 2004, Presiden Megawati mengajaknya yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kesejahteraan Rakyat (Manko Kasara) untuk mundur dan mencalonkan diri sebagai wakil presiden. (Capra).
Bahkan, saat itu Megawati juga mencalonkan diri sebagai presiden bersama Hassim Mozadi.
Baca juga: Kisah Mahfoud Batal Cawapres Jokowi JK: Berjabat Tangan dan Berpelukan
JK berbicara dalam podcast berjudul “Friends Space” yang disarikan dari YouTube Mahfud MD Official pada Minggu (24/11/2024).
“Jadi walaupun saya musuh, kita tetap menjalin hubungan. Saya sangat suka karena demokratis. Kita tidak memuji tapi kebenaran. Kita hargai.”
Tak berhenti sampai di situ, JK mengatakan Megawati tidak menggunakan kekuasaannya sebagai presiden untuk mengumpulkan mesin guna memenangkan Pilpres 2004.
“Kami tidak menggunakan alat apa pun, kami tidak menggunakan alat apa pun, padahal dia bisa menggunakan mekanisme karena dia berkuasa, dia tidak menggunakan mekanisme.” Jadi kami menghormatinya, meski dia kalah, tapi dia kalah bersama pebalapnya.
Baca juga: Melawan Megawati di Pilpres 2004 JK: Saya Datang Izin dan Ingin Maju
Kemudian pada Pilpres 2024, JK menyebut Megawati, Ketua Umum PDI-P, memilih dirinya sebagai wakil ketua mendampingi Joko Widodo (Jokowi).
Menurut JK, dirinya tidak pernah meminta untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden. Namun Megawati saat itu memintanya bertanggung jawab karena dialah yang membawa Jokowi dari Sulu ke Jakarta.
“Saya belum pernah ketemu Mega. Baru terakhir kali dia mengundang saya, Jokowi mengantar saya dari Sulu ke Jakarta, dari Wali Kota hingga Gubernur DKI, saya penyelenggaranya, Jokowi terima.
“Setelah mau mencalonkan diri, tiba-tiba Mega minta saya jadi cawapres karena (dia bilang) ‘JK yang mengurus ini, JK yang tertua dan paling berpengalaman. Jokowi tidak begitu berpengalaman. Kamu harus ikut dia.’ karena kamu yang membawanya.” “Iya, makanya aku mendapatkannya tanpa negosiasi, tanpa tindakan segera,” ulangnya.
Baca juga: Peringatan Megawatt kepada Pejabat Netral di Pilkada 2024
Atas dasar itu, JK menyebut Megawati adalah politikus yang demokratis dan memiliki tujuan.
“Jadi saya akui Mega adalah politikus yang paling terarah dan demokratis,” ujarnya.
Meski saat itu, JK menilai Jokowi tidak pantas mencalonkan diri sebagai Presiden (Capra) karena baru dua tahun berada di Jakarta.