JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Mantan Kepala Pusat Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus Husein mengatakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Hong Kong pernah dimanfaatkan mafia narkotika sebagai alat pemerasan uang.
Informasi itu diungkapkan Yunus saat didatangkan sebagai ahli TPPU kasus korupsi PT Timah Tbk yang menangkap suami aktris Sandra Dewi, Harvey Moeis.
Dalam kesempatan tersebut, Yunus memaparkan enam cara yang kerap dilakukan para penyelundup uang di Tanah Air. Salah satunya adalah penyalahgunaan cara bisnis atau bisnis yang sah.
Misalnya saja yang terjadi, pekerja kita dari negara lain di Hongkong, dari Jatim, sering kirim uang ke Jatim, kata Yunus di Pengadilan Tinggi Tipikor Jakarta, China (31/10/2024).
Baca Juga: Sidang Harvey Moeis, Pakar Sebut Penggunaan Rekening Dukung Korupsi Pencucian Uang
Suatu saat, para pekerja dari negara lain konon terbantu mengirimkan uang dengan murah dan cepat dari Victoria Park, salah satu pinggiran kota Hong Kong.
Namun ternyata bukan uang hasil bekerja sebagai TKI yang dikirim ke Jatim, melainkan uang mafia narkotika.
“Mafia narkoba Hong Kong dikirim ke mafia narkoba Malang. Iya,” kata Yunus.
“Pegawai dari negara lain punya bisnis legal, outputnya legal tapi dipakai untuk kirim uang. Jadi yang dikirimkan adalah uang obat asli, bukan uang yang diterima TKI, tambah Yunus.
Baca juga: KPK Panggil Anak Mantan Gubernur Malut Terkait Kasus Pastor TPPU
Selain menyalahgunakan usaha atau usaha yang sah, pelaku TPPU kerap mencampurkan atau menggabungkan dana pidana dengan harta yang sah.
Dalam kasus korupsi misalnya, banyak terdakwa yang mengaku punya banyak harta karena punya bisnis yang sah.
Misalnya, mantan Sekretaris MA, Nurhadi yang dituduh menyerahkan uang, mengaku memiliki usaha penjualan kudo di banyak daerah seperti Tulungagung, Mojokerto, dan Kediri.
Sementara itu, mantan Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Djoko Susilo mengatakan kekayaannya didapat dari bisnis bensin.
“Semua orang jadi bingung, menjelaskan bahwa itu tidak buruk. Ada upaya. Dia benar-benar salah paham. “Nah, ini model yang terakhir, keenam yang paling umum di Indonesia,” kata Yunus. Dengarkan berita terbaik dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk bergabung dengan Saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.