sp-globalindo.co.id – Belakangan ini santer beredar kabar bahwa aplikasi Temu akan hadir di Indonesia. Namun pemerintah Indonesia langsung membantah kabar tersebut. Melalui beberapa kementerian, pemerintah sepakat untuk membatalkan kehadiran aplikasi Temu di Indonesia.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Cominfo) Budi Aryeh mengatakan: “Pertemuan dilarang di Indonesia untuk melindungi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam negeri. Menurut Budi, kehadiran Tamu bisa merugikan ekosistem UMKM.
Baca Juga: Menkominfo Larang Aplikasi Temu Marketplace di Indonesia
“Kami masih melarang (pertemuan). UMKM kita akan hancur kalau dibiarkan,” kata Budi Aryeh dikutip Antara, Kamis (10 Maret 2024).
Lalu, sebelum beredar rumor bakal masuk ke Indonesia, pada Juni 2024, Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki menyuarakan kekhawatiran atas model bisnis Tamu yang bisa merugikan pelaku UMKM.
Menurut Teten, Tamu bisa menghubungkan produsen dengan konsumen secara langsung. Teten saat itu mengatakan, dengan model bisnis tersebut, Temu lebih berbahaya dibandingkan TikTok Shop karena bisa menjual produk dengan harga lebih murah dan memangkas lapangan kerja.
“Kalau TikTok masih bagus, masih ada reseller, ada afiliasi, masih membuka lapangan kerja. Ini akan berdampak pada pemotongan langsung, selain menurunkan harga juga berdampak pada hilangnya lapangan kerja, misalnya di bidang distribusi,” kata Teten, 10 Juni 2024.
Selain itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga menyatakan Temu App tidak akan bisa masuk ke Indonesia karena model bisnisnya tidak sesuai regulasi, khususnya PP No.29 Tahun 2021 dan Peraturan Menteri Perdagangan No. 31 Tahun 2023.
Rentetan penolakan ini membuat Tam kesulitan masuk ke Indonesia. Lantas apa saja majelis di Indonesia yang ditolak karena dianggap bisa menjadi ancaman bagi UMKM? Apa itu biaya?
Tamu merupakan platform dagang yang menyediakan layanan jual beli produk secara online atau e-commerce. Jika dilihat sekilas, Tamu tidak jauh berbeda dengan App Shop, Tokopedia, atau Tiktok Shop.
Di Tema Anda bisa menemukan berbagai macam produk: mulai dari aksesoris mobil, pakaian, peralatan rumah tangga dan masih banyak lagi. Meski layanannya sama, Temu memiliki perbedaan dalam penawaran harga dibandingkan aplikasi lain yang ada di pasaran.
Tamu adalah aplikasi belanja yang menawarkan belanja dengan harga sangat murah. Misalnya saja di Temu, pengguna bisa membeli headphone dengan harga sekitar Rp 100.000. Selain itu, ada speaker tahan air yang dibanderol sekitar Rp90.000.
Tidak hanya harganya yang murah, Tamu juga menawarkan diskon besar, dengan beberapa item diskon hingga 90 persen. Penawaran Temu sebagai pasar belanja murah sangat diminati konsumen di banyak negara.
FYI, Temu pertama kali diluncurkan di AS dan seluruh dunia pada September 2022. Temu adalah perusahaan Cina yang merupakan anak perusahaan dari PDD Holdings (bernama Pinduoduo Inc. hingga tahun 2023).
PDD Holdings juga memiliki marketplace serupa yang merupakan sister platform Temu, yaitu Pinduoduo. PDD Holding didirikan pada tahun 2015 oleh Colin Huang, yang mengundurkan diri sebagai direktur pada tahun 2021.
Setelah diluncurkan di AS, platform dengan pertumbuhan tercepat adalah Tamu, bagian dari PDD Holdings. Dalam dua bulan terakhir sejak September 2022, Temu menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di AS.