KABUL, sp-globalindo.co.id – Taliban mengambil tindakan untuk melarang perempuan Afghanistan mengikuti pelatihan keperawatan dan kebidanan. Hal ini mendapat kritik keras dari banyak pihak.
Keputusan ini menimbulkan ancaman serius terhadap kesehatan perempuan dan merupakan pelanggaran serius terhadap hak mereka atas pendidikan.
Organisasi hak asasi manusia mengkritik kebijakan Taliban baru-baru ini yang melarang perempuan Afghanistan mengikuti pelatihan keperawatan dan kebidanan. Mereka menyebut tindakan itu “sangat bodoh”.
Baca selengkapnya: Rusia berjanji untuk memperluas hubungan dengan Afghanistan
The Guardian melaporkan bahwa meskipun belum ada keputusan resmi yang dipublikasikan, Namun beberapa laporan mengonfirmasi bahwa perintah tersebut diumumkan pada pertemuan kementerian kesehatan Taliban. dan segera digunakan di lembaga pelatihan
Sahar (22), seorang mahasiswa keperawatan di Kabul menyampaikan belasungkawa
“Saya tidak bisa berhenti menangis. “Itulah harapan terakhir saya,” katanya.
Protes pecah di berbagai daerah. termasuk di kota Herat dimana perempuan menuntut hak untuk belajar dan bekerja
Keputusan ini dipandang sebagai ancaman serius terhadap kesehatan perempuan di Afghanistan.
Samira Hamidi, aktivis Amnesti Internasional menilai kebijakan tersebut merupakan bentuk perang terhadap perempuan.
“Dengan larangan ini Tidak akan ada lagi tenaga medis perempuan. Artinya perempuan tidak bisa mengakses layanan kesehatan,” katanya.
Baca selengkapnya: Taliban menghapus buku-buku yang dianggap tidak Islami dari peredaran di Afghanistan
“Konsekuensinya jelas: perempuan akan kehilangan akses terhadap layanan kesehatan dan akhirnya meninggal,” kata Heather Barr dari Human Rights Watch.
Afghanistan mengalami krisis kesehatan ibu yang parah sebelum Taliban berkuasa.
Menurut WHO, angka kematian ibu di Afghanistan pada tahun 2020 mencapai 620 per 100.000 kelahiran hidup, salah satu yang tertinggi di dunia.
Baca selengkapnya: Taliban Pakistan menembak mati 10 polisi di pos pemeriksaan dekat Afghanistan
Data UNFPA menunjukkan negara ini membutuhkan tambahan 18.000 bidan untuk memenuhi kebutuhan perempuan. Dengarkan berita terkini dan pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.