SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Internasional

NEWS INDONESIA Siapa dan Apa Tugas Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon?

Dua anggota misi penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bekerja di perbatasan Lebanon dengan Israel terluka pada Jumat (10/10/2024) setelah sebuah rudal Israel ditembakkan ke salah satu menara observasi misi. Dua orang asal Indonesia, anggota TNI.

Mayjen Harianto, Panglima TNI Penuspan membenarkan. Ia mengatakan, saat tentara Israel melawan tentara Lebanon yang didukung Hizbullah, tentara Israel telah mendirikan pos pengamatan (OP 14) di kota Nakora di perbatasan Lebanon-Israel.

Baca juga: Kronologi Prajurit TNI di Lebanon Terluka Usai Serangan Israel yang Disasar Menggunakan Laser Pertama.

Insiden yang melibatkan pasukan internasional ini adalah yang paling serius sejak Israel mengatakan akan memindahkan posisinya dari wilayah Lebanon dekat tempat pejuang Hizbullah dikatakan menembakkan roket di utara Israel. Menurut juru bicara PBB, PBB menolak permintaan Israel.

Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mempertahankan pasukan penjaga perdamaian yang disebut UNIFIL di Lebanon selatan sejak tahun 1978. Meskipun mandatnya diperpanjang pada tahun 2006 setelah berakhirnya perang terakhir antara Israel dan Hizbullah, misinya menjadi fokus perhatian.

Dalam setahun terakhir, pasukan penjaga perdamaian meningkat secara signifikan di tengah konflik antara Israel dan Hizbullah. Sehari setelah Hamas, sekutu Hizbullah di Jalur Gaza, menyerang Israel selatan pada 7 Oktober 2023, Hizbullah mulai menembakkan roket ke Israel dan membalas tembakan. Pekan lalu, pasukan Israel memasuki Lebanon untuk mengusir Hizbullah. Apa misi UNIFIL?

Pasukan Penjaga Perdamaian Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) adalah kekuatan internasional yang terdiri lebih dari 10.000 warga sipil dan tentara. Mereka berasal dari 50 negara. Misi mereka adalah mencegah kekerasan di perbatasan antara Lebanon dan Israel. Jalur sepanjang 120 km disebut Jalur Biru.

Resolusi PBB tahun 2006 memuat sebuah artikel yang memberi wewenang kepada pasukan tersebut untuk “memastikan bahwa tempat kerjanya tidak digunakan untuk tindakan kekerasan apa pun”.

PBB telah memerintahkan pasukan untuk mencegah senjata atau senjata memasuki wilayah tersebut. Namun selama satu dekade terakhir, Amerika Serikat (AS) dan Israel berpendapat bahwa pasukan penjaga perdamaian tidak efektif dalam mencegah Hizbullah menargetkan dan menembakkan roket dari wilayah yang dikuasainya.

UNIFIL seharusnya mencegah pelanggaran di wilayah perbatasan dan melaporkan pelanggaran tersebut ke Dewan Keamanan PBB. Meskipun mereka bersenjata, pasukan penjaga perdamaian hanya diperbolehkan menggunakan kekuatan jika keselamatan mereka atau keselamatan warga sipil terancam. Apa yang terjadi sekarang?

Selama serangan Israel di Lebanon selatan pekan lalu, pasukan Israel mendirikan pos baru di dekat pangkalan UNIFIL, menurut pejabat PBB.

Seorang juru bicara PBB mengatakan pasukan Israel melepaskan tembakan ke posisi Hizbullah, yang selanjutnya mengancam pasukan penjaga perdamaian. Dia mengatakan tentara Israel meminta pasukan PBB untuk pindah tetapi mereka menolak permintaan tersebut.

Meskipun menyerang staf PBB melanggar hukum internasional, Hizbullah telah menembakkan bom dari posisi PBB di Lebanon selatan hingga Israel utara sejak tahun lalu. Standar tersebut juga mencakup aturan yang mengizinkan pasukan penjaga perdamaian menggunakan kekuatan.

Pada hari Jumat, UNIFIL mengatakan bahwa artileri Israel menembaki sebuah menara di markas besar tentara di Nakora, Lebanon, dan bahwa tentara Israel juga menyerang pintu sebuah bunker di daerah terdekat, yang melindungi pasukan penjaga perdamaian.

“Setiap serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan,” kata PBB dalam sebuah pernyataan.

Tentara Israel mengkonfirmasi bahwa pasukannya beroperasi di dekat pos UNIFIL pada Kamis pagi. Mereka mengatakan mereka “menginstruksikan pasukan PBB di wilayah tersebut untuk tetap berada di wilayah yang dikontrol, setelah pasukan (Israel) melepaskan tembakan di wilayah tersebut.”

Kamis pekan lalu, beberapa negara yang mengirimkan pasukan ke misi PBB di Lebanon, termasuk Prancis, Italia, dan Spanyol, mengutuk keras penembakan yang dilakukan tentara Israel terhadap para penjaga. Prancis mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka telah memanggil duta besar Israel, dan “pihak berwenang Israel harus menjelaskannya”. Dengarkan pilihan berita dan pembaruan kami di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mendapatkan saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *