KYIV, sp-globalindo.co.id – Rusia melancarkan serangan besar-besaran terhadap infrastruktur energi Ukraina pada Kamis (28/11/2024), menyebabkan pemadaman listrik besar-besaran yang berdampak pada lebih dari satu juta orang di seluruh negeri.
Serangan ini merupakan yang kedua pada bulan ini dan menimbulkan kekhawatiran akan pemadaman listrik yang berkepanjangan di tengah musim dingin.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengutuk serangan itu sebagai “eskalasi tercela” dan menuduh Rusia menggunakan rudal jelajah dengan munisi tandan.
Baca juga: [POPULER GLOBAL] 44 Tahun Hilang, 2 Kerangka Ditemukan di Mobil Tenggelam | Trump menunjuk Keith Kellogg sebagai utusan khusus Ukraina-Rusia
Presiden AS Joe Biden juga mengecam tindakan Rusia dan menyebutnya sebagai skandal.
Menurut Reuters, menurut Angkatan Udara Ukraina, Rusia menggunakan 91 rudal dan 97 drone dalam serangan ini.
Sebanyak 12 di antaranya berhasil mencapai tujuannya, termasuk instalasi listrik dan bahan bakar di sembilan wilayah.
Angkatan udara Ukraina mengatakan pihaknya menembak jatuh 79 rudal dan 35 drone, namun mengatakan perangkat peperangan elektronik Rusia mempersulit pertahanan udara.
Operator jaringan listrik Ukraina, Ukrenergo, mengumumkan pemadaman listrik besar-besaran. Beberapa wilayah, termasuk Lviv, Volyn dan Rivne, melaporkan lebih dari setengah juta penduduknya tidak mendapat aliran listrik.
Pemadaman serupa juga terjadi di Khmelnytskyi dan Zhytomyr.
Sumber energi Ukraina mengatakan bahwa untuk melindungi fasilitasnya, Ukraina memutus semua pembangkit listrik tenaga nuklir dari jaringan listrik sebelum serangan dimulai.
Baca juga: Akibat Serangan Rusia ke Ukraina, 523.000 Pelanggan Tanpa Listrik
Zelensky dilaporkan berbicara dengan beberapa pemimpin dunia, termasuk Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte dan Kanselir Jerman Olaf Scholz, untuk merumuskan tanggapan terhadap tindakan Rusia.
“Kita perlu memperkuat posisi kita dan mitra kita,” kata Zelensky dalam pidato sorenya.
Baca juga: Acara TV Rusia Wawancara Warga Inggris Ditangkap Karena Berjuang untuk Ukraina
Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha menekankan bahwa Rusia tidak menginginkan perdamaian dan menuntut lebih banyak bantuan pertahanan udara dan senjata jarak jauh dari sekutu Barat. Dengarkan berita terkini dan kompilasi berita langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses Saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.