sp-globalindo.co.id – Setelah tersiar kabar bahwa seorang ayah di Tangerang menjual putranya kepada tentara Ukraina untuk menjual drone militer guna mengumpulkan uang untuk perjudian online. Dunia sedang tidak baik-baik saja.
Wabah perjudian online (judol) telah menyebar ke banyak negara. Tak hanya terjebak di Indonesia, ia juga ikut berperang di Ukraina.
Pada bulan Maret 2024, seorang sersan di Ukraina bernama Pavlo Petrychenko memberikan peringatan keras kepada Presiden Volodymyr Zelensky tentang perjudian online yang memukul tentara karena tekanan militer terhadap para pekerja.
Baca selengkapnya: Stres perang Perjudian internet telah menghabiskan tentara Ukraina di medan perang
Beberapa penjudi bahkan menjual senjata militer, mengorbankan pertahanan pribadi untuk memenuhi kebutuhan perjudian mereka.
Sebuah petisi dibuat untuk meminta tanggapan resmi dari presiden.
Pada akhirnya, 26.000 pendukung petisi tersebut ditemukan, dan Zelensky mengeluarkan perintah pada 20 April 2024, untuk melarang militer berjudi selama perang.
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, mengatakan tentara mendapat banyak tekanan untuk berjudi online karena mereka menjaga sumur. dan bahkan mungkin hanya berjarak 50 meter dari tentara Rusia.
Jadi kalau mereka punya waktu istirahat satu jam, kalau boleh dibilang libur, mungkin mereka akan mencoba peruntungan, kata Hamianin saat diwawancara sp-globalindo.co.id, Selasa (10/8/2024).
Tindakan ilegal menghasilkan hukuman. Bisa berupa denda, pemutusan hubungan kerja, pemutusan kontrak. atau sanksi administratif
Ada kemungkinan tentara yang berjudi online tidak akan didenda. Pembayarannya akan dikumpulkan dan dikirim ke keluarganya, kata Hamianin.
Kami melakukan segala kemungkinan. Apapun diperbolehkan Apapun hukum akan menghentikannya. dan hukuman karena tidak menelepon (perjudian online)”
“Ini harus dilakukan dengan banyak cara, bukan hanya sekedar hukuman. Hamianin mengatakan, “Kita harus melakukan sesuatu agar masyarakat mau berhenti (berjudi) secara sukarela.
Duta Besar Hamianin mengatakan bahwa hanya sedikit tentara Ukraina yang berjudi di Internet selama perang. Rasionya sekitar 1:9
“Kalau 10 orang dalam pasukan kecil atau peleton, dll. 9 orang tidak mendukung (judi online),” imbuhnya.
Ia mencontohkan tentara atau tentara yang menggunakan aturan ketat.
Siapa pun dilarang bergabung dengan tentara perjudian. Jangan minum alkohol. Dan Anda harus memiliki banyak disiplin.
“Tentara ini terbukti sangat efektif. “Korban sangat rendah selama perang. “Memenangkan perang sepertinya mustahil,” lanjutnya tanpa menyebutkan nama prajuritnya.
Sementara itu di Indonesia, salah satu kasus terbaru yang menjadi perbincangan akhir-akhir ini adalah kasus seorang pria berinisial RA (36) yang menjual bayinya yang berusia 11 bulan seharga R15 juta untuk berjudi judi online.
Tahun lalu di Thailand Petugas menggerebek rumah Wakil Polisi Kerajaan Thailand Surachet Hakpan karena dicurigai memiliki hubungan dengan jaringan perjudian online ilegal Betflix.