Damaskus, sp-globalindo.co.id – Amerika Serikat menginginkan proses perubahan politik yang inklusif di Suriah pasca jatuhnya Presiden Bashar al-Assad.
Pemerintahan baru Suriah berjanji untuk melindungi hak-hak kelompok minoritas dan menjamin keadilan bagi para korban rezim Assad.
Assad melarikan diri dari Suriah setelah serangan kilat yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan sekutunya.
Baca Juga: Kepentingan Turki Terhadap Jatuhnya Rezim Presiden Assad di Suriah
Jatuhnya keluarga Assad secara tiba-tiba menandai titik balik dalam konflik yang telah menewaskan lebih dari 500.000 orang dan memaksa jutaan lainnya mengungsi.
Rakyat Suriah dan mereka yang tinggal di luar negeri merayakan berakhirnya penindasan yang berkepanjangan.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang saat ini sedang melakukan perjalanan ke wilayah tersebut, menekankan pentingnya transisi yang dipimpin oleh masyarakat di Suriah menuju pemerintahan yang inklusif dan akuntabel, AFP melaporkan.
Blinken berbicara tentang stabilitas regional saat bertemu dengan Raja Abdullah II di Aqaba, Yordania.
Amerika Serikat juga menekankan bahwa mereka harus memastikan bahwa Suriah bukan pusat teroris atau ancaman bagi negara-negara tetangga.
“Kami mendukung masa depan Suriah di mana hak-hak semua orang, tanpa memandang ras atau agama, dilindungi,” kata Blinken, menegaskan kembali komitmen Amerika Serikat untuk mendukung perubahan.
Meski masyarakat merayakan jatuhnya Assad, masih ada kekhawatiran mengenai masa depan negara multietnis dan multiagama ini.
Baca Juga: Kompleksitas Geopolitik Suriah, Turki dan Timur Tengah
HTS yang berakar pada Al Qaeda, yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh banyak negara Barat, sedang berusaha memperlambat penyebarannya. Pemimpin sementara HTS, Mohammed al-Bashir, berjanji menghormati semua kelompok dan komunitas di bawah pemerintahan baru.
“Justru karena kami Muslim, kami menjamin hak semua orang dan kelompok di Suriah,” kata Bashir.
Baca juga: Pemimpin Baru Suriah Mempersiapkan Proses Inklusif
Pemerintahan baru juga berkomitmen memberikan keadilan bagi para korban rezim Assad. Pemimpin HTS Abu Mohammed Al Julani, yang sekarang menggunakan nama aslinya Ahmed Al Sharaa, telah bersumpah untuk tidak membiarkan petugas yang terlibat dalam penyiksaan lolos dari hukuman. Dengarkan berita terbaik dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.