sp-globalindo.co.id – Dr. Antonius Andi Kurniawan, Sp.K.Om meyakini, banyak masyarakat Indonesia yang mulai menyukai gaya hidup.
Dokter olahraga RS Pondok Indah-Bintaro ini mengatakan, perubahan gaya hidup masyarakat ini akan membawa banyak manfaat bagi kesehatan.
“Tahun ini menurut saya (gaya hidup aktif) semakin meningkat. Kalau bicara acara lari, (pesertanya) semakin banyak. Dan kalau bicara Gelora Bung Karno (wisatawan), mulai mendapat ramai, khususnya di Jakarta,” kata dr Andi melalui Antara, Jumat (17/1/2025).
Baca juga: Pola Hidup Sehat Anak untuk Cegah Gagal Ginjal dan Cuci Darah
Andi menunjukkan bahwa peningkatan kualitas hidup akan dipengaruhi oleh peningkatan pendidikan di media sosial.
Kehadiran banyak influencer (influencer) yang menghadirkan konten-konten olahraga membuat masyarakat khususnya generasi muda gemar mengikuti dan menggunakan ide atau perilaku para influencer tersebut.
“Karena anak muda suka menggunakan media sosial, jadi lebih mudah untuk hidup aktif. Itu pendapat saya, karena saya tidak punya informasi penting,” ujarnya.
Andi mengatakan, masyarakat kini mulai tertarik melakukan aktivitas fisik, seperti jalan-jalan di kawasan GBK atau bersepeda di acara Car Free Day yang digelar setiap akhir pekan.
Namun untuk mengembangkan cara hidup yang lebih baik, katanya, banyak tempat yang harus dibayar dengan cepat atas kualitas dan penggunaannya.
Baca juga: Penyebab Hemodialisis pada Anak, Kelainan Tubuh dan Gaya Hidup
Misalnya tujuan wisata bagi traveller yang cocok dan ingin menyeberang seperti ke Singapura atau Eropa.
Ia mengatakan, hal ini juga dapat mengurangi beban BPJS terhadap penyakit kronis seperti jantung dan diabetes yang saat ini sedang meningkat.
Harapannya perubahan gaya hidup semakin meningkat dan dilakukan dengan latihan yang benar, seimbang, menghindari cedera atau sekedar digunakan di media sosial. Harapannya di tahun 2025 keadaannya akan berbeda, kata Andi.
Sebelumnya, Stanford University melakukan penelitian pada tahun 2017 yang menunjukkan aktivitas fisik di 111 negara di dunia, termasuk Indonesia.
Hasilnya menunjukkan bahwa Indonesia menjadi negara yang paling malas untuk berwisata.
Dalam survei terhadap 717 ribu orang, diketahui rata-rata orang Indonesia hanya melakukan 3.513 langkah dalam sehari.
Angka ini jauh di bawah rata-rata dunia yaitu 5.000 langkah sehari.
Faktor yang mempengaruhi keengganan masyarakat Indonesia untuk bepergian adalah trotoar yang terbatas dan tidak memadai, kurangnya angkutan umum dan biaya angkutan yang murah.
Baca Juga: 5 Poin Penting Makan Sehat Agar Panjang Umur Dengarkan berita terkini dan berita jujur pilihan kami di ponsel Anda. Pilih berita yang Anda suka untuk mengakses Saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.