MOSKWA, sp-globalindo.co.id – Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Sergei Shoigu menyatakan kesiapannya untuk memperkuat hubungan dengan Taliban Afghanistan dan mendukung perdamaian abadi di negara itu.
Namun, Shoigu bersikeras bahwa Amerika Serikat harus memainkan peran utama dalam membangun kembali Afghanistan setelah bertahun-tahun terlibat militer di wilayah tersebut, media Rusia melaporkan.
Shoigu, yang sebelumnya menjabat sebagai menteri pertahanan, memimpin delegasi Rusia ke Kabul untuk bertemu dengan pejabat tinggi, termasuk wakil perdana menteri serta menteri pertahanan dan dalam negeri.
Baca Juga: Taliban Hapus Buku yang Dianggap Tidak Islami Dari Peredaran di Afghanistan
Menurut laporan Reuters, dalam pertemuan tersebut, Shoigu menyatakan kesiapan Rusia untuk menjalin dialog politik yang konstruktif dengan Afghanistan.
Prioritasnya adalah mendorong penyelesaian konflik internal Afghanistan.
Taliban juga meminta bantuan Rusia untuk mengurangi tekanan terhadap pemerintah Kabul dari sanksi Barat.
Wakil perdana menteri Afghanistan untuk urusan ekonomi, Abdul Ghani Baradar, mengatakan pemerintahnya membutuhkan bantuan Moskow untuk mengatasi dampak pembekuan aset dan larangan perjalanan yang diberlakukan oleh negara-negara Barat.
“Kami mengharapkan bantuan Federasi Rusia untuk menetralisir tekanan ini,” kata Baradar.
Shoigu menekankan kemungkinan kerja sama ekonomi, termasuk sektor ekstraksi mineral dan proyek kereta api lintas Afghanistan, yang dapat mencakup partisipasi Rusia.
Shoigu mengkritik Amerika Serikat, mengatakan kepada kelompok tersebut bahwa mereka harus bertanggung jawab atas rekonstruksi Afghanistan. Ia juga menuduh AS menyita aset Afghanistan dan negara lain seperti Libya dan Suriah.
Baca Juga: Taliban Pakistan Tembak Mati 10 Polisi di Pos Pemeriksaan Dekat Afghanistan
“Pihak utama yang berinvestasi dalam rekonstruksi Afghanistan seharusnya adalah Amerika Serikat,” kata Shoigu, mengacu pada dana yang ditahan oleh Amerika Serikat.
Kunjungan tersebut mencerminkan perubahan strategi Moskow sejak invasi ke Ukraina pada tahun 2022, yang telah mendorong Rusia untuk memperdalam hubungan dengan Asia dan negara-negara non-Barat.
Selain itu, Rusia baru-baru ini mengindikasikan bahwa mereka akan mempertimbangkan untuk mengerahkan rudal jarak pendek dan menengah di Asia jika AS melakukannya.
Baca juga: Di Sidang Majelis Umum PBB, Menlu Retno menyerukan penghormatan terhadap hak-hak perempuan Afghanistan
Bulan lalu, Rusia juga mengumumkan rencana untuk menghapus Taliban dari daftar organisasi terorisnya, meskipun keputusan tersebut memerlukan tindakan hukum untuk diterapkan. Dengarkan pilihan berita dan berita terhangat kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.