sp-globalindo.co.id – Ikatan Bayi Indonesia (IDAI) fokus pada pentingnya pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) kepada anak di 1000 hari pertama kehidupan (HPK).
Hal ini untuk mencegah terjadinya malnutrisi yang berdampak pada kesehatan anak serta tumbuh kembangnya di masa depan.
Dr. Dr. Meta Hardiana Hanindita, SpA (K), Anggota Departemen Gizi dan Penyakit, IDAI (UKK), mengatakan pemberian MPASI harus mengutamakan pemenuhan kebutuhan zat gizi makro dan zat gizi mikro agar tidak terjadi gizi buruk.
“Umumnya untuk mencegah gizi buruk pada 1000 HPK dapat diberikan ASI dan dilanjutkan dengan pemberian MPASI tepat waktu, cukup (semua zat gizi tercukupi), aman, bersih, dan diberikan dengan tepat atau responsif.” Menurut dr Meta, seperti ditulis Antara, Selasa (20/1/2025).
Baca Juga: Virus Pneumonia pada Anak Akibat Pengobatan Nyamuk, Ini Kata Dokter
Dr. Meta mengartikan malnutrisi sebagai kekurangan gizi yang dapat berarti kekurangan atau kelebihan zat gizi.
Gizi buruk mempunyai tiga komponen, yaitu gizi lebih (overweight dan obesitas), gizi buruk seperti penurunan berat badan, dan rendahnya zat gizi mikro yang dikenal dengan kelaparan tersembunyi.
Kelaparan tersembunyi mengacu pada kekurangan zat gizi mikro seperti zat besi, seng, dan vitamin A yang mungkin tidak menunjukkan gejala yang terlihat, namun dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Untuk memenuhi tonggak 1000 HPK, Dr. Meta tersebut menekankan pentingnya penyediaan MPASI yang memadai dengan kombinasi yang tepat.
MPASI sebaiknya mengandung zat gizi makro dan zat gizi mikro dalam bentuk lengkap. Makronutrien seperti karbohidrat, protein dan lemak diperlukan untuk menyediakan energi, sedangkan mikronutrien seperti vitamin A, zat besi dan zinc penting untuk menunjang metabolisme dan ketahanan fisik.
Baca Juga: Batasi Media Sosial Anak, Fokus pada Dampak Positif dan Negatifnya
Rekomendasi MPASI anak per 1000 HPK adalah 35-60 persen karbohidrat, 10-15 persen protein (fokus pada protein hewani), dan 30-45 persen lemak.
Dr. Meta mengingatkan para orang tua untuk rutin memantau tumbuh kembang anaknya, mengukur berat badan, tinggi badan, dan tinggi badan dengan menggunakan peralatan standar.
Tes ini harus dibandingkan dengan kurva pertumbuhan yang ditetapkan oleh WHO.
Jika terdapat tanda-tanda adanya masalah perkembangan seperti kenaikan berat badan yang tidak stabil, orang tua disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
“Jangan lupa cek tinggi badan, ukur berat badan, ukur tinggi badan dan tinggi badan menggunakan peralatan standar dan berbaris. Kalau ada hambatan di antrean, misalnya berat badan seret, itu saja. tanda adanya gangguan dan sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk menindaklanjutinya.” Meta
Harapannya dengan pemberian MPASI yang tepat dan pemantauan tumbuh kembang yang sehat, anak dapat terhindar dari gizi buruk dan tumbuh dengan baik dalam kategori 1000 HPK yang menentukan kesehatannya di masa depan.
Baca Juga: Waspadai HMPV: Anak-anak dan lansia adalah kelompok paling rentan Dengarkan berita terkini dan pilih berita di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.