SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Global

Buntut Jeju Air Jatuh, Korsel Akan Ubah Tembok Beton di Ujung Landasan Pacu

MUAN, sp-globalindo.co.id – Pihak berwenang Korea Selatan mengatakan pada Rabu (22/1/2025) bahwa mereka akan mengganti dinding beton di ujung landasan pacu di beberapa bandara pasca kecelakaan dan ledakan Jeju Air yang menewaskan 179 orang.

Sebuah insiden terjadi pada pesawat Boeing 737-800 dalam perjalanan dari Thailand menuju Bandara Internasional Muan, Korea Selatan pada 29 Desember 2024 sambil membawa 181 penumpang dan awak.

Jeju Air mendarat tanpa roda pendaratan, lalu meledak setelah menabrak dinding beton di ujung landasan.

Baca juga: Kecelakaan Udara Jeju Perdalam Misteri Setelah Data Perekaman Kotak Hitam Dimatikan, Keluarga Korban Cari Penyelidikan Independen

Kecelakaan udara Jeju adalah bencana penerbangan terburuk di Korea Selatan dalam sejarah.

Penyelidik Korea Selatan dan AS masih menyelidiki penyebab jatuhnya Pesawat Jeju Air. Negara ini berduka atas kejadian ini. Monumen didirikan di berbagai tempat.

Pemeriksaan terfokus pada sejumlah dugaan penyebab jatuhnya pesawat, namun terutama pada keberadaan tembok beton yang disebut lokalisasi.

Sebuah perangkat digunakan di ujung landasan untuk membantu pesawat mendarat.

“Investigasi keselamatan khusus mengungkapkan perlunya perbaikan lokal di tujuh bandara di seluruh negeri,” kata kementerian pertanahan.

Ketujuh bandara tersebut termasuk Mueang – lokasi jatuhnya pesawat – dan Jeju, tujuan wisata populer dan bandara terbesar kedua di Korea Selatan setelah Incheon di ibu kota Seoul.

Penghapusan localizer melibatkan relokasi pondasi bawah tanah dan menggantinya dengan struktur baja ringan.

Kedepannya, tembok beton di ujung landasan Bandara Muan sudah tidak ada lagi dan akan digantikan dengan struktur yang mudah pecah.

Baca juga: Penyidik ​​menemukan bulu burung dan darah di dua mesin Jeju Air yang jatuh

“Kami berencana menetapkan langkah-langkah untuk mencegah tabrakan burung dan meningkatkan rencana inovasi keselamatan penerbangan melalui penyelidikan dan peninjauan lebih lanjut,” kata Menteri Transportasi Korea Selatan Park Sang-woo seperti dikutip kantor berita AFP.

Sebelum bencana Jeju Air, pilot memperingatkan akan adanya serangan burung, dan kemudian membatalkan pendaratan pertama. Pesawat jatuh saat hendak mendarat karena kedua rodanya tidak keluar.

Menurut pemberitaan media Korea Selatan, bulu burung ditemukan di kedua mesin tersebut. Serangan burung sedang diselidiki sebagai kemungkinan penyebab kecelakaan itu.

Bandara Muan telah melakukan survei ekstensif untuk menemukan lokasi bersarang burung-burung tersebut.

Penyelidikan menjadi lebih rumit setelah kementerian transportasi Korea Selatan mengumumkan bahwa data penerbangan dan perekam suara kokpit berhenti merekam empat menit sebelum kecelakaan.

Dampak lain dari kecelakaan udara Jeju, periode penutupan Bandara Muan telah diperpanjang tiga bulan hingga 18 April 2025, menurut pemberitahuan dari Kementerian Pertanahan.

Baca juga: Korea Selatan: Kotak Hitam Pesawat Jeju Berhenti Merekam 4 Menit Sebelum Jatuh Dengarkan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *