Jakarta, Kompasat.com – Kesalahan dan kebenaran penguji serta pengujian dan pengujian 10 calon pimpinan KPK (KPK), dilakukan mulai Selasa (11/1/2024).
Satu per satu Capim KPK mengikuti proses seleksi. Setiap tes membutuhkan waktu 90 menit hingga 120 menit.
Pada hari pertama, ada empat cakram KPK yang sudah baik dan benar, yakni Suyo Budisanto, Poengky Indarti, Fitroh Rolandanto, dan Michael Roland Chesnata.
Kalau di hari kedua, yang mengikuti ujian adalah pihak Kapim Enam KPK. Peserta pertama adalah IDAHIATI, lanjut IBN Basuki Widdo, Johanis Tanak, Djoko Poerwanto, Ahmad Alamsyah Saragih dan Agus Jako Ara.
Dari 10 Capim KPK, DPR RI akan memilih 5 nama yang menjabat sebagai pimpinan di lembaga ANTI-out tersebut hingga lima tahun ke depan.
Baca Juga: KPK Panggil Kembali Anggota KPK Panggil Kembali Anggota Asosiasi Korupsi
Sounty budyyanto: dukung update 2 artikel tentang sesepuh senior untuk ukuran mereka
Melalui ujian dan kebaikan kebaikan, Syyo menyampaikan pandangannya tentang hukum Peinen ayat 2 dan ayat 2 (tipikor) di jajaran komunitas memori III.
Diperiksanya dua pasal yang menjadi polemik tersebut, memang pantas untuk didalami alatnya di Mahkamah Konstitusi (MK). Penyebabnya, pasal 2 dan 3 korupsi termasuk kebingunan dan menjadi beban penyidik kasus tersebut.
Artinya, 2 pasal dan ayat tersebut merupakan pasal yang sedikit mengharukan, kata Seho di Capim KPK dan Uji Laik Komplek, Jakarta, Jakarta, Jakarta, Senin (18/11/2024).
Survei KPK sebelumnya, pasal 2 dan 3 UU Tipikor membuka peluang memperbaiki politisi yang melakukan korupsi, meski perilakunya tidak baik dan tidak ada unsur yang menimpanya.
“Kami berpendapat harus ada peradilan atau peluang untuk mengontrol mahkamah konstitusi dan mempertahankan politisi yang dituduh,” ujarnya.
Syoo pun berkomentar saat ditanya mengenai operasional operasional (OTT) yang sering dipenuhi KPK. Menurutnya, langkah tersebut harus dilakukan dan mempertimbangkan secara matang serta mempertimbangkan kelengkapan dan kekuatan bukti yang ada.
Proses ini penting untuk meminimalisir kekalahan KPK menjelang penangguhan sanksi skorsing terhadap terlapor korupsi.
“Memang ott ini tidak boleh terlalu banyak, harus memilih, prioritas, tapi tetap perlu, seperti cantik dan lain-lain,” kata Sehea.
Baca juga: Pernyataan Flash Capim Terhadap DPR: Ungkapkan Ego Sektoral untuk Hapus Ott
Apalagi OTT, OTT, OTT terus menjadi pintu masuk untuk membuka korupsi yang lebih besar secepatnya.
Kemudian juga menyampaikan pendapatnya untuk menghilangkan jalur khusus pimpinan KPK. Hal ini agar pimpinan dan pegawai KPK memiliki hubungan yang erat dan baik.
Poengky IndeAarti: Berbicara kesetiaan untuk memulihkan kerugian hukum
Dalam persidangan dan tuntutan hikmah yang menyebutkan krisis kepercayaan KPK terjadi karena pimpinannya bermasalah
Dia menyatakan, kehadiran pimpinan KPK dinilai merupakan pelanggaran etik alias persetujuan.
“Malu Pak. Ini membuat masyarakat percaya pada KPK,” kata PoGengky, Senin.
Untuk itu, Gengely menegaskan, kunci penilaian fotografi dan Muruah KPK adalah meningkatkan kecerdasan lembaga anti Rasuah tersebut.
Hal itu bisa dilakukan melalui proses pemilihan pimpinan KPK, memilih calon yang memiliki prestasi bagus dan terjamin integritasnya.
Mantan Komisioner Masyarakat itu ingin mengevaluasi kinerja KPK yang belakangan diunggulkan karena kekalahannya di langkah pura-pura. Salah satunya saat menjabat Gubernur Pra Kalimantan sebelumnya Sahbirin Noor.
“Menurutku itu memalukan, kata Gengelich.
Menurut Poungky, itu pasti rasa takut dan juga keinginan untuk bersih.
“Jangan sampai KPK tersesat. Artinya, keterampilan hukum tidak menjadi masalah,” kata Gengelich.
Saat itu, Pogengêr menawarkan kebutuhannya dengan penyelidikan kerugian finansial dengan berupaya mencegah korupsi, bukan korupsi.
Sebab, lanjut Preengy, upaya pencegahan juga penting, selain tindakan. Oleh karena itu, pekerjaan korupsi yang menimbulkan kerugian bisa terus terjadi.
Baca Juga: KPK Kalah dalam Praperadilan Ambinir Noor, Capim Povegy Indarti: Sungguh Malu
Pengky berkata:
“Tapi saya lebih memilih lebih baik daripada mengobati, di preventif, padahal pencegahan lebih baik, supaya tidak ada korupsi,” lanjutnya.
Fitroh Rohcahytato berbicara menekankan kerugian keadilan bagi tersangka dalam proses hukum
Fitroh Rohcahyto menyatakan bahwa proses mendiskripsikan masyarakat mengenai korupsi dan peningkatan situasi kajian haruslah indah.
Hal ini diperlukan untuk memastikan teman-teman peneliti sangat kuat, sekaligus menjadi modal bagi keprihatinan terhadap korupsi yang menjadi isu utama.