SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Sports

Buntut Penembakan Bos Rental, TNI Diminta Evaluasi Penugasan Pasukan Elite sebagai Ajudan

Jakarta, Compass.com -Anggota Dewan Komisi Perwakilan di Amelia Aggraine menganggap bahwa kebijakan penghargaan tentara dari kekuatan elit TNI harus dinilai sebagai bantuan atau pengawal.

Langkah ini diperlukan karena penugasan pasukan elit sebagai asisten sangat berisiko jika tidak disertai dengan pengawasan yang baik atas tugas dan kegiatan mereka.

“Kami juga memperkenalkan evaluasi pasukan elit -kebijakan penugasan sebagai asisten karena tugas ini berisiko tinggi jika tidak dipantau dengan baik,” kata Amelia ketika ia dari Compass pada hari Selasa (7/1/2025) dari Kompas .com dihubungi.

Proposal ini disampaikan oleh Amelia setelah kasus penembakan seorang manajer penyewaan mobil dari armada Indonesia di RUS Area Kilometer (KM) 45 Tangerang-Merak Toll Road di Jakarta.

Baca Juga: Peran 3 Anggota Armada Tersangka Bos Penyewaan di Area Istirahat Tol Merak-Tangang

Dalam hal ini, dua pelanggar Unit Komando Pasukan Katak (Kopaska) datang, dan satu sama lain adalah anggota KRI Bontang.

Oleh karena itu, Amelia juga mendesak TNI untuk meningkatkan pengawasan dan pengembangan moral dan spiritual tentara agar tidak melakukan pelanggaran.

“Sebagai organisasi besar dan berpengalaman, TNI sudah memiliki mekanisme pengawasan untuk stafnya. Untuk mencegah peristiwa serupa, perlu secara konsisten memperkuat pengawasan dan pengembangan moral dan spiritual tentara,” kata Amelia.

Politisi Partai NASDEM juga meminta TNI untuk mengevaluasi kebijakan untuk memantau penggunaan senjata api tentara dan memperketat penggunaannya.

Baca Juga: Tentang Penggunaan Senjata dari Angkatan Laut Indonesia, DPR: Harus Diperiksa Dalam Gelar

Selain itu, dikatakan bahwa para pelanggar penembakan diizinkan untuk membawa senjata api ke mana -mana karena itu adalah alias ajudan (ADC).

‘Meskipun TNI sudah memiliki sup yang jernih, pengawasan implementasi sup ini harus dikencangkan lebih lanjut. Kasus ini mengingatkan kita bahwa prosedur yang ada harus dilakukan dengan disiplin tinggi untuk mencegah penyalahgunaan senjata, “kata Amelia.

Streak penembakan, yang sebelumnya menyebabkan hilangnya nyawa, terjadi pada hari Kamis, 2 Januari 2024 pukul 1 malam. 04.30 WIB di KM 45 Tangerang-Merak Toll Road di Jakarta.

Acara ini menewaskan Ilyas Abdurrahman, 48, seorang manajer penyewaan mobil yang dipukul oleh luka tembak di dada dan tangannya.

Sementara itu, Ramli Abu Bakar, 59, mempertahankan anggota Asosiasi Penyewaan Mobil Indonesia (ARMI) luka tembak yang serius untuk memasuki perut karena insiden itu.

Komandan Komandan Angkatan Laut Angkatan Laut Admander Admiral Denih Hendrata mengungkapkan, Sertu AA, salah satu tentara yang terlibat dalam kasus ini benar -benar membawa senjata.

Baca juga: Demi kepercayaan publik, TNI diminta untuk menembak para prajurit dalam penembakan sewa mobil

Senjata itu terpasang karena Sertu adalah wakil.

“Senjata adalah senjata stok karena lokasi A (SERTU AA) ADC adalah asisten, jadi senjata terpasang,” kata Denih pada konferensi pers Senin (6/1/2025).

Namun sejauh ini tidak disebutkan siapa perwira angkatan laut Indonesia yang dipimpin dan apakah status Sertu AA masih menjadi asisten. Lihatlah berita dan berita tentang pilihan kami secara langsung di ponsel Anda. Pilih Akses Saluran Utama Anda ke Compass.com Saluran WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029vafpbedbpzjzrk13ho3d. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *