JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Mantan anggota Kompolnas yang sekarang Owa Obes Poengky Indarti, polisi mensyaratkan bahwa direktur kejahatan terhadap perempuan dan anak -anak (PPA) dan lalu lintas polisi dengan biaya tinggi pasca mortem pada korban kekerasan.
Baca Juga : Perumahan Terjangkau Kota Jayapura, Harga di Bawah Rp 219 Juta
“Adapun kematian, itu mahal,” kata Poenki kepada sp-globalindo.co.id, Jumat (12/13/2024).
Oleh karena itu, Poengky percaya bahwa harga setelah kematian dapat digunakan oleh negara, baik melalui APBN dan melalui APBD.
“Oleh karena itu, harapan adalah bahwa setelah kematian diasumsikan oleh APBN atau APBD, karena hasil setelah kematian akan menjadi bukti dalam kasus ini,” jelasnya.
Baca juga: Strategi Polri untuk meningkatkan upaya mengatasi kekerasan terhadap perempuan dan anak -anak
Poenki mengatakan anggaran dapat dikirim ke rumah sakit atau biaya pendidikan dari korban kekerasan.
“Saya berpendapat bahwa setelah kematian, korban tidak dapat dituduh,” kata Poenki.
Ini juga mempertimbangkan bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak -anak diproses di unit terkecil, yaitu polisi di sektor ini.
Baca Juga : Pilihan Rumah Subsidi Murah di Teluk Bintuni Papua Barat
“Anggota pemikiran, yang merupakan keamanan depan, harus waspada dan seks yang sensitif,” katanya.
Baca juga: Tes Pocket Polisi untuk Siswa Visum
Dalam acara diskusi yang dilakukan oleh alamat PPA/PPO, Poenki mengatakan bahwa banyak kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak -anak yang membutuhkan perawatan cepat dan profesional oleh Porli.
“Laporan kasus kekerasan terhadap perempuan hanyalah fenomena gunung es. Masih ada banyak kasus kekerasan karena beberapa alasan,” ia menekankan. Lihat berita menit terakhir dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih akses Anda ke saluran utama ke saluran whatsapp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/002vafpedbpzrk13ho3d. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.