Jakarta, sp-globalindo.co.id – Presiden Prabowo Subianto harus mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan di Bogor Presidential Palace, Rabu (12/22/2025) hari ini.
Kedua pemimpin darat benar -benar bertemu pada hari Selasa (11/11/2025) kemarin ketika Prabowo menyambut kedatangan Erdogan di pangkalan udara Halim Perdnananasum.
Momen pertemuan kedua itu hangat karena Pobowo bersedia hujan untuk menyambut tamunya, sementara Erdogan juga meliput tuan rumah.
Tampaknya momen hangat Prabow dan Erdogan juga menanggapi tuduhan cenderung yang muncul ketika kedua negara terakhir bertemu pada konferensi D-8 tingkat tinggi di Kairo, Mesir, Desember 2024.
Baca Juga: Rain-Rainy, Prabowo, menyambut Presiden Turki Erdogan di Halim Perdananama Lanud “Wetha Out” di Mesir
Prabowo dan Erdogan duduk di forum ketika mereka menghadiri KTT D-8 di Kairo, Mesir, 19 Desember 2024.
Pertemuan ini menjadi sorotan karena Erdogan tampaknya telah meninggalkan ruangan ketika Prabowo memberikan pidatonya tentang genosida dan konflik di Gaza dan Lebanon.
Tindakan Erdogan menyebabkan spekulasi bahwa dia akan keluar.
Tuduhan ini juga ditolak oleh Duta Besar Turkiya di Indonesia, Talip Küçükcan, yang mengatakan Erdogan telah meninggalkan ruangan untuk menghadiri pertemuan bilateral.
“Presiden Erdogan meninggalkan ruangan untuk menghadiri pertemuan bilateral, tidak keluar,” kata Küçükcan pada 24 Desember 2024.
Baca I: Turkiye menyangkal Erdogan keluar selama pidato Prabow di KTT D-8
Menurut Küçükcan, hal yang dilakukan Erdogan biasa terjadi pada pertemuan internasional.
Dia menemukan Küçükcan, para pemimpin mengadakan pertemuan bilateral selama forum multilateral.
Presiden Erdogan juga mengadakan beberapa pertemuan bilateral dengan kepala negara.
“Dia menghadiri salah satu dari mereka selama pidatonya,” katanya.
Küçükcan juga memastikan bahwa hubungan antara Turkiya dan Indonesia tetap harmonis.
“Ini adalah kasus yang normal dan diplomasi umum. Faktanya, hubungan Türkiye-Indonesia menjadi lebih kuat dan para pemimpin kita terus berkomunikasi dengan masalah yang menjadi kepentingan umum,” kata Küçükcan.