SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Kesehatan

Deteksi Dini Thalasemia: Langkah Penting untuk Kesehatan Keluarga dan Anak

Compa.com -Rumah Sakit Hematologi Onkologi Rumah Sakit Abdul Mutalib menekankan bahwa deteksi dini terkait gangguan darah sangat penting.

Menurutnya, tes hemoglobin (HB) adalah langkah pertama yang dapat membantu mendeteksi gangguan darah.

“Setelah HB rendah, ia mencari alasan. Sebagian besar sebenarnya adalah kekurangan zat besi. Tetapi ia juga perlu tahu bahwa tidak ada kekurangan zat besi,” kata Abdul Mutalib, yang dikutip oleh Antara pada hari Kamis (2012-02).

Baca Juga: 7 Gejala Talamia, Pucat dan Mudah Lelah

Kekurangan zat besi, Abdul Muthalib yang berkelanjutan, dapat meningkatkan jumlah darah menstruasi pada wanita.

Namun, kondisi ini perlu dikonfirmasi lebih lanjut, apakah itu terkait dengan penggunaan kontrasepsi IUD, atau dapat mengindikasikan talamia, yang merupakan gangguan darah bawaan yang ditandai dengan rendahnya kadar hemoglobin dan sel darah merah dalam tubuh.

Jika seorang wanita memiliki talasemia dan berusia di atas 20, kemungkinan dia memiliki sedikit talemia atau hanya sebagai pembawa.

Selain itu, Abdul Muthalib menawarkan pasangan untuk menikah dengan deteksi awal gangguan darah ini.

Jika keduanya memiliki talemia kecil, anak yang mereka bakar risiko terbesar talasemia.

Thalsemia Major, yang dapat ditemukan pada enam bulan anak -anak, adalah kondisi serius yang menyebabkan penderitaan bergantung pada transfusi darah secara teratur.

“Jika talasemia yang paling penting adalah, tidak mungkin untuk bertahan sampai 20 -tahun sangat tergantung pada transfusi,” Abdul Muthalib menjelaskan.

Sebagai tindakan pencegahan, tes darah terperinci, termasuk pemeriksaan medis (MCU), disarankan untuk pasangan yang sudah menikah.

Deteksi dini pasangan dapat menghindari risiko melahirkan anak -anak dengan talasemia.

Baca juga: Penyebab Talamia dan Cara Menghindarinya

Pada kesempatan yang sama, Aru W. Sudoyo, sebuah rumah sakit onkologi di spesialis hematologi, mengungkapkan bahwa talasemia berasal dari negara -negara di sekitar Mediterania sekitar 10.000 hingga 15.000 tahun yang lalu.

Saat ini, negara -negara regional sudah memiliki sistem yang baik yang terkait dengan talasemia.

“Yunani, Siprus, harus, bahwa semua pasangan yang ingin menikah adalah asemia bahasa yang dipelajari, yang tidak dilakukan di Indonesia,” katanya.

Menurut Aru, Indonesia harus belajar dari negara -negara Mediterania, yang dapat mengurangi jumlah orang dengan Lachelemy dan menerapkan kewajiban ujian talasemia untuk pasangan yang sudah menikah.

Pentingnya deteksi dini dan pemeriksaan kesehatan yang lebih luas adalah langkah mendasar untuk mengurangi efek talemia, yang masih menjadi perhatian utama di Indonesia.

Baca juga: Thalsemia, bisakah disembuhkan? Inilah fakta … lihat berita tentang berita dan pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih akses paling penting ke saluran ke saluran whatsapp kdas.com: https://www.whatsapp.com/chanel/0029vafpedbpzjzrk13ho3d. Pastikan Anda menginstal aplikasi WhatsApp.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *