KAZAN, sp-globalindo.co.id – Indonesia diundang ke BRICS Summit di Kazan, Rusia, 22-24 Oktober 2024, namun belum memutuskan ikut atau tidak.
Alasan Indonesia tidak bergabung dengan BRICS adalah karena masih mengevaluasi manfaat ekonomi yang bisa diperoleh jika bergabung dengan blok ekonomi tersebut.
Karena BRICS adalah organisasi yang berdasarkan tujuan ekonomi. Oleh karena itu, kami coba hitung dari sisi ekonomi terlebih dahulu, apakah manfaatnya cukup untuk kami memutuskan bergabung dengan BRICS, kata Retno Marsudi saat masih menjabat menteri. urusan luar negeri di Indonesia. Urusan, dari Antara, Jumat (11/10/2024).
Baca juga: Rusia Akan Tuan Rumah KTT BRICS 2024, Ini Harapan Putin
Saat itu, Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI Sidharto R Suryodipuro mengatakan Indonesia sedang mempertimbangkan kemungkinan bergabung dengan kelompok negara berkembang BRICS. Apa itu BRICS?
BRICS merupakan singkatan dari Brazil, Russia, India, China dan South Africa (Afrika Selatan).
Kelompok ini didirikan pada tahun 2006. Brazil, Rusia, India dan Tiongkok mengadakan pertemuan BRIC pertama pada tahun 2009. Afrika Selatan bergabung setahun kemudian, sehingga nama kelompok tersebut menjadi BRICS.
Tujuan BRICS adalah untuk melawan Barat secara ekonomi dan politik. Kelompok ini mengadakan pertemuan setahun sekali yang anggotanya bergilir.
KTT BRICS di Kazan, Rusia, pada 22-24 Oktober 2024 akan menjadi yang ke-16.
Menurut laporan BBC, anggota BRICS mencakup negara-negara besar di dunia, seperti Tiongkok dan Rusia, serta negara-negara terkemuka di benua tersebut seperti Afrika Selatan dan Brasil.
Jika digabungkan, populasi gabungan negara-negara BRICS adalah sekitar 3,5 miliar atau 45 persen dari populasi dunia.
Secara total, perekonomian negara-negara anggota BRICS bernilai lebih dari 28,5 triliun dolar AS (Rp 445,7 kuadriliun), atau sekitar 28 persen perekonomian dunia.
Baca juga: Aliansi Makin Kuat, BRICS Siap Hadapi Tantangan Global Pertumbuhan anggota BRICS
Pada tahun 2023, BRICS mengundang Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA) untuk bergabung setelah pendaftaran.
Semua negara tersebut akan bergabung pada awal tahun 2024, kecuali Arab Saudi yang statusnya belum diratifikasi.
Undangan juga disampaikan ke Argentina, namun Buenos Aires menolak setelah Presiden Javier Milei berkampanye dengan janji untuk memperkuat hubungan dengan Barat.
Selain itu, pada Februari 2024, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobyova menyatakan Indonesia berhak bergabung dengan BRICS.