SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Property

Istana Pastikan Layanan Mitigasi Bencana BMKG Tetap Optimal, Meski Terdampak Efisiensi Anggaran

Jakarta, Compass.com – Presiden Komunikasi Presiden Republik Indonesia, Hassan Nassibi, menjamin bahwa pembatasan bencana tetap menjadi prioritas meskipun ada efektivitas anggaran dalam meteorologi, ilmu iklim dan Geophysica (BMKG).

Hassan Nassibi mengatakan dalam pernyataannya pada hari Selasa (11/2/2025).

Hassan menjelaskan bahwa ada empat kriteria yang tidak terpengaruh oleh efisiensi. Salah satunya adalah gaji karyawan.

Kedua, layanan dasar dari prioritas karyawan. Lalu ada layanan umum dan bantuan sosial.

Menurutnya, kemampuan pemerintah tidak dikurangi dengan efisiensi anggaran.

Baca Juga: Proyek Perencanaan PPP Berlanjut Terlepas dari Efisiensi Anggaran

“Efisiensi, menurut Presiden Brabu, adalah untuk menghilangkan penurunan lemak dalam berbelanja dalam anggaran negara, tetapi itu tidak mengurangi otot. Kemampuan pemerintah dan kemampuan pemerintah tidak akan berkurang karena batas lemak ini,” katanya.

Selain itu, Hassan membantah bahwa anggaran di BMKG berkurang sebesar 50 persen.

Karena, berdasarkan jumlah Menteri Keuangan S-37/MK.02/2025, anggaran BMKG telah dikurangi menjadi 50,35 persen.

Dengan cara ini, anggaran BMKG, yang berjumlah 2.826 triliun rupee, ditarik ke 1423 triliun rupee.

“Tidak benar bahwa anggaran BMKG adalah efisiensi 50 persen. Periksa lagi dengan BMKG untuk mendapatkan data terbaru,” katanya.

Sebelumnya, kepala Kantor Hukum, Hubungan Masyarakat dan Kerjasama antara BMKG, Mumlihuddin, mengatakan bahwa pemotongan anggaran akan berdampak pada biaya modal dan biaya barang tahun depan.

Selain itu, Muslihuddin mengatakan bahwa ada batasan anggaran minimum yang harus dipenuhi untuk memastikan layanan meteorologi, ilmu iklim, geofisika, modifikasi cuaca yang andal dan dukungan untuk kebijakan nasional di sektor bencana dan iklim.

Menurutnya, efisiensi anggaran akan membuat banyak alat operasional utama (aloptama) terancam oleh kematian karena kotak pemeliharaan 71 persen lebih sedikit.

Faktanya, alat pengamatan dan kemampuan untuk menemukan dinamika cuaca, iklim, kualitas udara, gempa bumi dan tsunami juga memiliki gangguan.

“Keakuratan informasi cuaca, iklim, gempa bumi, dan tsunami menurun dari 90 persen menjadi 60 persen, dan peringatan tsunami -3 menit menjadi 5 menit atau lebih. https://www.whatsapp.com/chaannel/0029vafpdbpzjzrk13ho3d.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *