Kim Jong Un Panggil Pejabat Keamanan Tinggi Korea Utara, Bahas Aksi Militer Lawan Korea Selatan
PYONGYANG, sp-globalindo.co.id – Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un menelepon pejabat tinggi keamanan negaranya pada Senin (14 Oktober 2024). Tujuannya adalah untuk merencanakan aksi militer segera di tengah meningkatnya ketegangan dengan Korea Selatan.
Menurut media pemerintah Korea Utara KCNA, pertemuan di Pyongyang dihadiri oleh panglima militer, pejabat militer dan menteri keamanan dan pertahanan nasional.
“Dia (Kim Jong Un) menetapkan arah untuk tindakan militer segera dan mengindikasikan tugas-tugas penting yang harus dilakukan dalam persiapan perang dan menggunakan hak untuk membela diri,” kata KCNA, dikutip kantor berita AFP. .
Baca juga: Korea Utara meledakkan jalan penghubung Korea Selatan
Pertemuan itu terjadi setelah Korea Utara menuduh Korea Selatan menerbangkan drone yang membawa selebaran propaganda di ibu kota Pyongyang dan mengerahkan pasukan di perbatasan.
Korea Selatan kemudian mengatakan pihaknya sepenuhnya siap untuk merespons jika terjadi serangan.
KCNA lebih lanjut melaporkan bahwa para pejabat yang hadir pada pertemuan di Pyongyang mendengar laporan adanya provokasi musuh yang serius, yang diduga terkait dengan penerbangan drone yang dilakukan oleh aktivis Korea Selatan.
“(Kim Jong Un) menyatakan sikap politik dan militernya yang kuat (dalam pertemuan tersebut),” tambah KCNA.
Korea Utara menuduh Korea Selatan bertanggung jawab atas drone yang membawa sampah dan menyebarkan selebaran propaganda yang berisi rumor.
Korea Utara kemudian menanggapinya dengan menyebut penemuan lebih banyak drone sebagai deklarasi perang.
Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Yong-hyun awalnya membantah klaim penerbangan drone tersebut, namun Staf Umum Korea Selatan mengoreksinya, dengan mengatakan: “Mereka tidak dapat memastikan apakah tuduhan Korea Utara itu benar atau tidak.”
Baca juga: Korea Utara akan menutup perbatasannya dengan Korea Selatan secara permanen
Aktivis di Korea Selatan telah lama mengirimkan selebaran propaganda ke Korea Utara, biasanya melalui balon atau drone kecil yang sulit dideteksi.
Berbeda dengan drone konvensional yang terbuat dari logam, perangkat ini terbuat dari bahan polipropilena mirip dengan styrofoam sehingga sulit dideteksi oleh otoritas Korea Utara dan Selatan.
Komando PBB yang mengawasi gencatan senjata Perang Korea telah mendengarkan klaim Korea Utara dan sedang menyelidikinya sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata.
Korea Utara dan Korea Selatan secara teknis masih berperang karena Perang Korea tahun 1950–1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
Baca juga: Korea Utara Semakin Tegang Siap Tembak di Perbatasan dengan Korea Selatan. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.