sp-globalindo.co.id – Pebulutangkis Denmark Viktor Axelsen merasa seperti raja di lapangan usai meraih medali emas Olimpiade 2024. Tapi, baginya, Lin Dunn tetaplah pemain terhebat sepanjang masa.
Viktor Axelsen kembali menunjukkan kepiawaiannya mengayunkan raket dengan meraih medali emas bulutangkis Olimpiade untuk kedua kalinya berturut-turut.
Pada final bulutangkis tunggal putra Olimpiade Paris 2024 di Arena Porte de la Chapelle, Senin (8/5/2024), Axelsen mengalahkan Kunlaud Witidsarn dengan skor sama 21-11, 21-11 tanpa ada rintangan berarti.
Perjalanan Axelsen meraih emas Olimpiade 2024 bisa dibilang sempurna karena dalam 6 pertandingan yang dijalaninya, ia tak pernah kehilangan satu set pun!
Baca juga: Axelsen Juara Olimpiade 2024, Kekuatan Impian, Kehormatan Dilihat Kings
Berkat kemenangan luar biasa Kunlaut Witidsarn, Axelsen kini sejajar dengan legenda bulu tangkis Tiongkok Lin Dun, yang juga meraih dua medali emas Olimpiade.
Sebelum meraih emas di Paris, Axelsen naik podium teratas Olimpiade Tokyo 2020.
Meski mencatatkan prestasi luar biasa, Axelsen tetap rendah hati dan tetap tak segan menyebut Lin Dunn sebagai “Si Kambing” (yang terhebat sepanjang masa) alias yang terbaik sepanjang masa di dunia bulu tangkis.
“Dia (Lin Dunn) masih jadi ‘kambing’ buat saya, tapi sekarang saya punya tiga medali Olimpiade dan dua di antaranya emas, sungguh luar biasa. Saya masih belum paham,” kata Axelsen seperti dikutip media Denmark. BT.
“Saya benar-benar merasa bermain fantastis hari ini,” kata Axelsen. “Saya harus memberi sedikit pujian pada diri saya sendiri atas tekanan dan atmosfer final Olimpiade, ini adalah level yang fantastis.”
Menurut Axelsen, kesuksesannya tak lepas dari dukungan para atlet, suporter Denmark, dan Raja Frederik yang hadir langsung di Porte de la Chapelle Arena.
“Raja Frederik jelas raja Denmark. Dia pandai dalam hal itu. Tapi hari ini saya merasa seperti raja di lapangan,” kata Axelsen sambil tersenyum.
Baca Juga: Daftar Medali Emas Bulutangkis Olimpiade 2024: Axelsen Li/Wang Pertahankan Gelar
Axelsen kemudian bercerita tentang bagaimana Lin Dunn, peraih dua medali emas Olimpiade pada 2008 dan 2012, menginspirasinya untuk mengalahkan Konlaut Witidsarn.
“Saat saya melihat Lin Dan meraih medali emas Olimpiade keduanya, saya pikir itu mustahil. Sungguh luar biasa karena saya tahu betapa kompetitif dan beratnya mentalnya,” kata Axelsen.
Rasa percaya dirinya semakin bertambah ketika menyadari bahwa meraih dua medali emas Olimpiade berturut-turut bukanlah hal yang mustahil. Lin Dan sudah melakukan ini.
“Semuanya harus sempurna,” kata Axelsen. “Tetapi ketika saya mulai memimpin di set kedua, saya pikir itu mungkin. Fakta bahwa dia (Lin Dunn) melakukannya memberi saya kepercayaan diri.” Dengarkan berita terkini dan pilihan berita kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.