JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Profil dan kekayaan Muhammad Mardiono menjadi sorotan usai dilantik menjadi Utusan Khusus Ketahanan Pangan.
Pelantikan dilakukan pada Selasa (22 Oktober 2024) di Istana Negara Jakarta.
Pria kelahiran Yogyakarta 11 Juli 1957 ini memang jarang tampil di depan publik, meski sejak 13 Desember 2019 ia berperan penting sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
Sosok Mardiono lebih dikenal di kalangan terbatas, khususnya dunia bisnis dan politik.
Pendidikannya dimulai di Yogyakarta, di mana ia bersekolah di sekolah dasar.
Sedangkan masa SMP dan SMA ia habiskan di Magelang. Namun, belum ditemukan catatan di mana Mardiono mengenyam pendidikan tinggi.
Baca Juga: Profil Ahmad Ridha Sabana, Utusan Khusus Presiden untuk UKM Ekonomi Kreatif dan Digital
Karir politiknya antara lain menjabat Ketua DPW Provinsi Banten PPP dan Wakil Ketua Umum PPP di bawah Muhammad Romahurmuziy.
Pada bulan Desember 2020, IX. Pada kongres PPP di Makassar, Mardiono mengumumkan akan mencalonkan diri sebagai Ketua Umum. Namun, ia mengurungkan niat tersebut, dan akhirnya Suharso Monoarfa terpilih melalui suara terbanyak sebagai ketua umum partai tersebut.
Di dunia bisnis, Mardiono lebih berpengaruh. Beliau merupakan pemilik Buana Centra Swakarsa Group (BCS Group) yang bergerak di berbagai sektor.
Melalui BCS Logistic, perusahaan ini dikenal di bidang jasa logistik, mengelola pengiriman dan penerimaan barang ekspor-impor.
Perusahaan milik Mardiono lainnya, PT Jackron Cipta Sakina, bergerak di bidang perawatan pesawat dan helikopter, sedangkan PT Serang Asri Hotel mengelola Le Dian Hotel & Cottages dan Le Semar di Serang, Banten.
Baca juga: Profil dan Alat Utusan Khusus Presiden Pariwisata Zita Anjani
Mardiono melalui PT Cipta Niaga Internasional mengelola beberapa SPBU dan kawasan industri di Cilegon serta memiliki perusahaan pengadaan peralatan militer, PT Amanah Perkasa Nusantara. Kekayaan
Mardiono pun tercatat memiliki kekayaan yang cukup fantastis.
Berdasarkan laporan harta kekayaan yang disampaikan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 30 Maret 2022, ia memiliki total harta senilai Rp1,27 triliun.
Asetnya sebagian besar berupa 179 kavling dan aset bangunan senilai total Rp 676,5 miliar di Cilegon, Banten, dan Yogyakarta.