SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Global

Pilpres AS 2024: Pertaruhan Sejarah di Tengah Polarisasi

Pemungutan suara untuk pemilihan presiden Amerika Serikat semakin dekat. Terjadi pada hari Selasa 5 November 2024 waktu Amerika Serikat, sesuai dengan tradisi politik yang telah berlangsung sejak tahun 1845.

Puncak pemilu presiden AS selalu terjadi pada hari Selasa pertama setelah hari Senin pertama bulan November.

Mengingat perbedaan zona waktu, sebagian besar proses pemilihan presiden AS akan berlangsung pada malam tanggal 5 November hingga dini hari tanggal 6 November waktu Indonesia.

Mulai besok, saya yakin akan ada berbagai analisa hasil pemilu presiden, termasuk segala macam prediksi tentang masa depan politik Amerika di bawah presiden baru.

Sebelumnya, artikel ini akan mengkaji perubahan sosial politik yang sedang terjadi di Amerika.

Saya berargumentasi bahwa pemilu kali ini diwarnai oleh beragam isu yang menunjukkan polarisasi politik yang kuat, mulai dari perdebatan mengenai kebijakan iklim dan energi hingga strategi konflik geopolitik di berbagai wilayah.

Dengan masyarakat yang semakin terfragmentasi dan semakin besarnya peran media sosial dalam membentuk opini publik, pemilu kali ini memberikan wawasan mengenai tantangan yang dihadapi sistem demokrasi modern di Amerika Serikat. Bukan kompetisi biasa

Pilihan antara Donald Trump dan Kamala Harris bukanlah sebuah kontes politik sederhana, namun merupakan cerminan dari dinamika sosial masyarakat Amerika yang kompleks. Hal ini tercermin dari ketatnya persaingan antara kedua kandidat.

Survei nasional terbaru menunjukkan persaingan yang sangat ketat: Harris memimpin tipis dengan 49 persen suara dibandingkan dengan Trump yang memperoleh 48 persen suara.

Dari 7 negara bagian utama, Trump memimpin di sebagian besar negara bagian tersebut. Hasil akhir masih sulit diprediksi karena ketatnya persaingan di berbagai negara.

Hal ini menunjukkan betapa terpolarisasinya pemilih Amerika dalam menentukan arah masa depan negaranya.

Sistem electoral college khusus demokrasi Amerika kemungkinan sekali lagi akan menjadi faktor penting dalam menentukan hasil akhir pemilu.

Pengalaman pemilu 2016 membuktikan dominasi suara rakyat tidak menjamin kemenangan, seperti yang dialami Hillary Clinton yang kalah dari Trump meski unggul 3 juta suara.

Kondisi serupa dapat terulang pada tahun 2024, dengan pertandingan diperkirakan akan ditentukan oleh delapan negara bagian utama: Arizona, Georgia, Michigan, Wisconsin, Pennsylvania, Nevada, Minnesota, dan North Carolina.

Penting untuk dicatat bahwa, menurut data terkini, margin kemenangan bagi kedua kandidat di sebagian besar negara bagian yang masih belum menentukan pilihan (swing states) ini sangat kecil, dengan selisih kurang dari 2 persen antara kedua kandidat. Hal ini menunjukkan persaingan masih ketat dan sulit diprediksi.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *