NEWS INDONESIA Ini Suara Kecaman Sejumlah Negara Usai Serangan Israel Lukai Personel UNIFIL Asal Indonesia dan Sri Lanka di Lebanon
Paris, sp-globalindo.co.id – Banyak negara mengutuk serangan Israel yang melukai pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon.
Dua anggota Blue Helms asal Indonesia dilaporkan terluka dalam serangan Israel pada Kamis (10/10/2024).
Serangan tersebut justru memicu gelombang kecaman internasional.
Baca Juga: 2 prajurit TNI terluka akibat penembakan Israel di markas penjaga perdamaian PBB di Lebanon
Namun, pada Jumat pagi (10/11/2024), markas Pasukan Interim PBB di Lebanon (UNIFIL) dibom untuk kedua kalinya dalam 48 jam terakhir.
Dua penjaga perdamaian Sri Lanka ditemukan terluka di dekat menara observasi setelah dua ledakan tersebut.
Insiden ini semakin menuai kecaman dari Israel.
Militer Israel sendiri mengatakan tentaranya melepaskan tembakan di dekat posisi misi penjaga perdamaian PBB karena melihat adanya ancaman.
Para pemimpin Barat termasuk di antara mereka yang mengutuk serangan Israel terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon.
Mereka meminta Israel untuk berhenti menyakiti pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon.
Berikut ringkasan reaksi terhadap serangan Israel yang melukai pasukan penjaga perdamaian di Lebanon: Prancis
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan “penargetan yang disengaja” terhadap pasukan penjaga perdamaian “sama sekali tidak dapat diterima”.
Kementerian Luar Negeri Perancis memanggil duta besar Israel dan mengatakan insiden itu merupakan “pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan harus segera dihentikan.”
Baca juga: TNI Pastikan Keamanan Pasukan Penjaga Perdamaian di Lebanon, Menlu Retno Kecam Serangan AS ke Israel
Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada wartawan bahwa dia telah meminta Israel “dengan tegas dan positif” untuk berhenti menembaki pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon. Italia
Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengutuk serangan Israel.
Dia mengatakan penembakan itu bertentangan dengan resolusi PBB dan “tidak dapat diterima”.