Keberadaan jaringan RT/RW Net ilegal semakin meluas, ketika masyarakat, tidak hanya masyarakat kelas bawah, ditawari layanan Internet yang murah dan tidak rumit.
Kegiatan berjejaring ini tidak hanya terjadi pada masyarakat yang tinggal di kontrakan atau permukiman kumuh, namun juga merambah rumah tangga kelas atas.
Penerima manfaat tidak lagi dilarang memberikan layanan Jaringan RT/RW, meskipun menggunakan anak sekolah dasar, remaja, atau pembantu rumah tangga (ART) di rumah orang kaya.
Bagi mereka, mendapatkan paket data murah adalah yang terpenting, dibandingkan harus pergi ke ISP (Internet Service Provider) atau operator seluler.
RT/RW Net merupakan jaringan komputer berbasis area dalam wilayah yang sempit. Pelayanan kepada pelanggan melalui jalur kabel atau nirkabel pada pita frekuensi 2,4 GHz.
Operator RT/RW Net berkontribusi terhadap layanan Internet penyedia resmi, baik ISP maupun operator seluler besar, hingga sekitar 100 megabit per detik (Mbps).
Kemudian diurai dengan menggunakan alat yang bisa diperoleh di pasar elektronik, menjadi paket-paket kecil berukuran 5 Mbps atau 10 Mbps.
Paket tersebut dijual di tempat sempit di perkotaan dengan kecepatan rendah. Paket kecil dengan kuota harian hanya 2.000 ini sangat populer, cocok untuk yang berkantong kecil, biasanya untuk game.
Mereka menukarkan uang sakunya untuk membeli sejumlah kecil uang yang dijual oleh administrator, yang hanya dapat diakses menggunakan kata sandi yang diberikan.
Seseorang yang menjual data bersama di sebuah desa di Jawa Tengah mengungkapkan, misalnya, dia membagikan listrik 50 Mbps yang dibelinya untuk 15 pelanggan.
Masa berlakunya 15 jam, namun biasanya berakhir hanya dalam 6 hingga 8 jam, pengelola bisa mendapatkan penghasilan hingga Rp 100.000 per hari.
Selain nihil, para pemain judi online juga dikabarkan memanfaatkannya. Selain berjalan lebih cepat sebelumnya, layanan Net/RW juga akan lambat jika digunakan lebih dari 8 orang sekaligus, kecuali lokasi pengguna jauh dari router atau CPE penyedia.
Pelaku usaha RT/RW Net tidak dapat menjamin kualitas dan kestabilan layanannya, karena tanpa izin dapat ditutup sewaktu-waktu.
Faktanya, operator dan ISP membuka peluang bagi pengurus RT/RW Net untuk menjadi reseller resmi, meski risikonya adalah mereka harus mengikuti semua aturan yang mempengaruhi jumlah uang yang dibutuhkan.
Operator seluler dan ISP semakin khawatir dengan semakin banyaknya operator RT/RW Net yang berpotensi menghancurkan pendapatan mereka.