WASHINGTON, DC, sp-globalindo.co.id – Presiden terpilih AS Donald Trump mengemas kabinetnya dengan tokoh-tokoh yang terkenal dengan sikap kerasnya terhadap Tiongkok.
Hal ini menunjukkan bahwa Beijing akan mengambil sikap yang lebih keras di sejumlah bidang, termasuk keamanan nasional dan perdagangan.
Pada Selasa (11/12/2024), Trump mengumumkan penunjukan mantan Direktur Intelijen Nasional John Ratcliffe sebagai kepala CIA, pembawa acara Fox News dan veteran Angkatan Darat Pete Hegseth sebagai Menteri Pertahanan dan anggota Kongres Michael Waltz sebagai Penasihat Keamanan Nasional.
Baca Juga: Mike Waltz Trump yang Anti-China Menunjuk Penasihat Keamanan Nasional
Semua tokoh ini mempunyai pandangan yang suram atau kasar terhadap Tiongkok, melihat hubungan AS-Tiongkok dalam konteks persaingan global yang ketat dan rawan konflik.
Reuters melaporkan bahwa langkah tersebut mengisyaratkan pemerintahan Trump yang baru akan mengambil pendekatan yang lebih agresif terhadap Beijing, khususnya dalam bidang militer, perdagangan, dan kebijakan luar negeri.
Selain itu, Trump telah memilih anggota Kongres Elise Stefanik sebagai duta besar AS untuk PBB dan mengumumkan bahwa Senator Florida Marco Rubio akan dicalonkan sebagai Menteri Luar Negeri.
Kedua tokoh tersebut memiliki pendapat kuat yang memandang Tiongkok sebagai ancaman besar terhadap stabilitas global dan keamanan AS.
Rubio, yang pernah dihukum oleh pemerintah Tiongkok karena mengkritik pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang dan Hong Kong, juga pro-Taiwan dan diyakini memperkuat hubungan AS-Taiwan di tengah ketegangan dengan Beijing.
Pilihan tersebut konsisten dengan retorika kampanye Trump, yang berjanji akan mengurangi ketergantungan ekonomi Amerika pada Tiongkok dan memperkuat kebijakan perdagangan.
Trump menunjuk perwakilan perdagangan AS yang pertama, Robert Lighthizer, sebagai “raja perdagangan”, yang dikenal karena perannya dalam perang dagang AS-Tiongkok pada masa jabatan pertama Trump.
Baca Juga: Hakim Menunda Putusan Trump dalam Kasus Hush Money Karena Dia Presiden?
Lighthizer telah lama menyerukan “decoupling” atau pemisahan diri dari Tiongkok dan menganjurkan tarif yang lebih tinggi terhadap barang-barang Tiongkok.
Penguatan partai kulit hitam ini menarik perhatian sekutu AS di Asia Timur, seperti Jepang dan Korea Selatan, yang mendukung pendekatan yang lebih keras terhadap Tiongkok, terutama karena masalah keamanan regional.
Namun, opsi ini dapat menimbulkan dilema geopolitik bagi banyak negara di Asia Tenggara. Mereka mungkin merasa tertekan untuk memilih di antara dua kekuatan besar tersebut, meskipun sebagian besar negara di kawasan ini memilih untuk tidak menghadapi persaingan langsung antara AS dan Tiongkok.
Mengenai masalah Taiwan, Michael Waltz, seorang veteran pasukan khusus yang mendukung peningkatan anggaran pertahanan Taiwan, menekankan penguatan pertahanan pulau itu.
Trump mengatakan Taiwan harus mempertimbangkan untuk meningkatkan belanja militernya hingga 10 persen dari PDB.
Dengan kabinet yang penuh dengan para ahli statistik, nampaknya kebijakan luar negeri AS akan memprioritaskan aliansi di kawasan Asia-Pasifik untuk menyeimbangkan pengaruh Tiongkok.
Baca juga: Kekhawatiran Meluas atas Rencana Imigrasi Massal Donald Trump
Bagi Trump, langkah ini merupakan sinyal tidak hanya bagi Beijing, tetapi juga bagi sekutu dan lawan politiknya di dalam negeri bahwa di bawah kepemimpinannya, AS akan menjadi pesaing terbesar Tiongkok secara ekonomi, teknologi, dan militer. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.