SP NEWS GLOBAL INDONESIA

Berita Seputar Global Indonesia

Kesehatan

Administrasi BPJS Tidak Boleh Hambat Keilmuan Dokter

Di setiap praktik dokter terdapat tanggung jawab yang besar untuk memberikan pelayanan yang terbaik berdasarkan ilmu kedokteran.

Para dokter telah menghabiskan waktu bertahun-tahun mempelajari ilmu pengetahuan mendalam, yang sering kali disesuaikan dengan kondisi medis yang kompleks.

Namun di balik tanggung jawab yang besar tersebut, seringkali terdapat kendala besar terkait aturan administrasi BPJS, dimana pengetahuan dokter berbenturan dengan plafon biaya dan peraturan yang kaku.

Keadaan ini tidak hanya menghambat kemampuan dokter dalam memberikan pelayanan yang optimal, namun juga merugikan pasien. Kursus dokter dan realitas BPJS

Dokter dilatih berdasarkan pengobatan berbasis bukti yang selalu mengutamakan kualitas pelayanan.

Dalam praktiknya, ketika dokter ingin menerapkan apa yang dipelajarinya, seringkali mereka terjebak dengan aturan BPJS yang membatasi tindakan medis berdasarkan pagu biaya.

Posisi ini jelas tidak sesuai dengan kurikulum kedokteran yang mengajarkan bahwa setiap pasien harus dirawat berdasarkan kondisi medisnya dan bukan berdasarkan batasan biaya yang ditetapkan sistem.

Misalnya, dalam hal tindakan pembedahan yang memerlukan alat atau obat khusus, BPJS bisa memberikan pagu untuk alat atau obat yang paling murah saja.

Apa yang terjadi jika solusi medis yang optimal tidak memungkinkan karena batasan biaya? Dokter terpaksa menangani kondisi ini dengan menggunakan metode yang mungkin tidak maksimal.

Pada akhirnya, pasienlah yang harus menerima dampak dari keputusan tersebut.

Tugas dokter adalah memberikan pelayanan terbaik, bukan mengurus klaim BPJS.

Setiap rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS harus mempunyai kantor BPJS dengan staf yang bertanggung jawab langsung mengurus setiap urusan administrasi.

Jika ada permasalahan klaim, batasan biaya yang tidak sesuai atau adanya kebutuhan perawatan medis yang mendesak, tim BPJS rumah sakit dapat segera menyelesaikannya.

Seharusnya manajemen RS dan BPJS yang bertanggung jawab atas segala kendala di lapangan, bukan dokternya.

Dengan begitu, dokter bisa fokus menangani pasien dan menggunakan seluruh ilmunya tanpa memikirkan batasan tarif yang ditetapkan BPJS.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *