sp-globalindo.co.id- Saat tubuh kita istirahat saat tidur, otak tetap aktif memilah kejadian hari ini dan menghubungkannya dengan pengalaman masa lalu.
Namun, masih menjadi misteri bagaimana otak memproses ingatan baru tanpa membingungkannya dengan ingatan lama.
Para ilmuwan telah mengajukan teori berbeda tentang bagaimana otak memisahkan dua jenis ingatan ini selama tidur.
Baca juga: Hati-hati, Terlalu Banyak Olahraga Bisa Bikin Susah Tidur
Seperti ditulis dalam Science Alert, peneliti dari Cornell University Amerika Serikat (AS) melakukan eksperimen dengan memasang pemindai otak dan kamera pelacak mata pada tikus.
Mereka melacak tikus-tikus tersebut saat mereka mempelajari tugas-tugas baru di siang hari, seperti menyelesaikan labirin, dan tidur di malam hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama tidur gerakan mata non-cepat (NREM) – tahap tidur yang penting untuk pemrosesan memori – ada dua fase berbeda:
Fase pertama, atau pengulangan ingatan baru, terjadi ketika pupil tikus menyempit.
Penemuan ini membantu menjelaskan bagaimana orang dapat mempelajari hal-hal baru, seperti bermain piano, tanpa melupakan hal-hal yang telah mereka kuasai, seperti mengendarai sepeda.
Otak memiliki mekanisme untuk memisahkan dan mengatur ingatan secara efisien.
Baca Juga: Tidur dan terjaga yang tidak teratur bisa membahayakan jantung
Analisis serupa harus dilakukan pada manusia untuk memastikan hasilnya, meskipun manusia memiliki banyak kesamaan otak dengan tikus.
“Hasil kami menunjukkan bahwa otak mampu mengendalikan berbagai proses kognitif secara bersamaan selama tidur untuk memungkinkan pembelajaran yang berkelanjutan dan terus-menerus,” tulis para peneliti dalam makalah yang mereka terbitkan.
Tim juga menemukan bahwa pemblokiran gelombang panjang gelombang tajam (SWR)—yang diketahui memengaruhi penyimpanan memori—selama fase penyempitan pupil tikus membatasi kemampuan mereka untuk mengingat hal-hal baru.
“Ini seperti pembelajaran baru, pengetahuan lama, pembelajaran baru, pengetahuan lama, dan perlahan-lahan menyimpang saat tidur,” kata ahli saraf Azahara Oliva dari Cornell University.
“Kami mengusulkan bahwa otak memiliki skala waktu menengah yang memisahkan pembelajaran baru dari pengetahuan lama.”
Implikasi dari penelitian ini adalah cara-cara jarak jauh dan non-invasif untuk memantau fungsi otak, misalnya dapat membantu mengatasi masalah memori atau meningkatkan kemampuan memori.
Meski hanya diuji pada tikus, hasilnya bisa membuka jalan bagi penelitian serupa pada manusia. Dapat membantu mengobati gangguan memori atau meningkatkan kemampuan belajar.
Penemuan ini juga terkait dengan penyelesaian masalah “bencana lupa” dalam kecerdasan buatan, dimana sistem kecerdasan buatan seringkali kehilangan data lama ketika mempelajari hal-hal baru.
Meniru cara otak memisahkan dan mengintegrasikan ingatan dapat membuat AI lebih cerdas dan efisien.
Seperti yang dijelaskan oleh ahli saraf Azahara Oliva dari Cornell University, “otak berganti-ganti antara mengkonsolidasikan ingatan lama dan mempelajari ingatan baru selama tidur, dan kami percaya ada mekanisme waktu yang memisahkan kedua proses ini.” Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.