JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Divisi Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia PT Antam (UBPP LM) mengirimkan emas seberat 100kg dari Jakarta ke Surabaya 01 Butik Emas Logam Mulia (BELM) pada akhir pekan November 2018.
Penambahan stok emas 15 menit ini merupakan permintaan broker Surabaya Exi Angraeni yang saat itu diterima oleh Abdul Hadi Avichiena, General Manager UBPP LM PT Antam.
Sutaryo, Wakil Kepala Keamanan Departemen Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia PT Antam (UBPP LM), mengatakan emas yang dikirim pada hari libur berisiko.
Baca Juga: Saksi Sebut Crazy Rich Surabaya Beli Emas Antam Tanpa Taati SOP
Sementara itu, Sutarzo hadir di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat sebagai saksi atas tuduhan korupsi di perusahaan jual-beli emas yang memenjarakan orang kaya raya Surabaya, Budi Said.
“Kami berpendapat bisa dipulangkan ke Jakarta karena posisinya Sabtu-Minggu berisiko, tapi kami tidak melakukannya,” kata Sutarjo, Selasa (22/10/2024).
Sutaryo mengatakan, awalnya dia mendapat telepon dari Abdul Hadi pada Jumat, 9 November 2018 malam, yang menyuruhnya berangkat ke BELM Surabaya 01.
Abdul Hadi mengatakan saat itu emas sebanyak 100 kilogram telah dikirim ke BELM Surabaya. Ia memerintahkan Sutarzo untuk memastikan logam mulia tersebut sampai di brankas dengan selamat.
Sutarjo kemudian berangkat ke Surabaya dari Jakarta bersama Wakil Pengendali Sistem UBPP LM PT Antam Pulogadung 2018-2021, Paiman. Perintah serupa juga ia terima dari Abdul Hadi.
Jadi perintahnya untuk mengantarkan emas ke sana 100 kilogram, saya tidak tahu persisnya untuk apa, kata Sutarjo.
BACA JUGA: Penipuan terdeteksi PT Antam, Broker Surabaya gunakan cek yang ternyata kosong untuk mengimbangi kerugian.
Menurut Sutarjo, ia mengirimkan proposal kepada manajer ritel Nunning Septi Wahuningtjas untuk mengembalikan seperlima emas tersebut ke Jakarta. Namun, entri ini tidak diterima. Pengiriman masih berlangsung.
Sesampainya di BELM Surabaya 01, Sutarjo dan Payman menemukan 100 kilogram emas sudah ada di lemari besi.
Sadar pengiriman hari libur berbahaya, Sutarjo meminta aparat keamanan berjaga-jaga.
“Di butik itu banyak barangnya. Akhirnya kami perintahkan satpam untuk menjaga keamanan 24 jam,” kata Sutarjo.
Jaksa kemudian menanyakan apakah instruksi manajer keamanan untuk memeriksa apakah emas telah dikirim dengan aman telah diikuti seperti biasa.
Menurut Sutarjo, perintah seperti itu belum pernah ada. Namun, dia mengaku tidak menanyakan alasan Abdul Hadi memberikan catatan tersebut.