JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Mobil matic saat ini banyak yang menggunakan transmisi CVT menggantikan transmisi matic tradisional. Transmisi jenis ini memiliki banyak keunggulan, salah satunya perpindahan gigi yang lebih mulus.
Baca Juga : Besok, Daihatsu Kumpul Sahabat Siap Ramaikan Balikpapan
Namun, meski memiliki banyak kelebihan, transmisi CVT kerap mendapat stigma inferior. Pasalnya, mode pengoperasiannya menggunakan dua puli dan satu sabuk, mirip dengan sistem CVT pada skuter matic.
Baca Juga: Viral Video Pencuri Mobil Ditahan, Ternyata Pakai Kunci Cadangan
Freddy Karya, Manajer Dokter Mobil Transmisi (Domo) di Kelapa Gading, Jakarta Utara, mengatakan banyak mobil yang sering datang untuk diperbaiki karena ada masalah pada CVT.
“Itu musiman, jadi kadang sulit kita prediksi,” kata Freddy kepada sp-globalindo.co.id saat ditemui di Jakarta, akhir pekan lalu.
“Suatu hari kami datang ke bengkel, Nissan berkata kepada Freddie.
Freddie mengatakan masalah yang umum terjadi adalah putusnya sabuk baja CVT. Jika ikat pinggang robek atau rusak maka pemilik mobil wajib menggantinya.
Baca Juga : Kemenangan Spesial Jonatan Christie di Indonesia Masters 2025
Baca Juga: Bos Toyota Yakin Jika Masa Depan Hanya Mobil Listrik, Akan Banyak PHK
“Sering kali sabuknya putus dan mereka ditarik. Harus ganti, ganti ikat pinggangnya,” kata Freddie.
“Tapi harus dilihat apakah beltnya putus, apakah pulleynya bagus atau tidak. Kalau pulleynya jelek pasti kami sarankan untuk diganti, dan kalau masih bagus tinggal ganti beltnya,” ujarnya.
“Tapi akibat putusnya belt, puli bisa terbentur, sensor di dalamnya bisa rusak terkena pecahan peluru dan hancur,” kata Freddy. Dengarkan berita terkini dan pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.