sp-globalindo.co.id – Alexithymia, juga dikenal sebagai “kebutaan emosional”, mengacu pada kesulitan atau ketidakmampuan mengenali, mengalami, dan menafsirkan emosi.
Alexithymia berasal dari bahasa Yunani dan berarti “tidak ada kata untuk perasaan”.
Alexithymia tidak terdaftar sebagai gangguan mental dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5). Namun, gejala-gejala ini sering kali terlihat oleh ahli kesehatan mental dan berhubungan dengan kondisi kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan, pengalaman masa kecil yang buruk, dan kondisi fisik seperti trauma otak dan penyakit Parkinson.
Baca juga: Alexithymia, Kondisi Ekspresi Emosi Kompleks yang Sering Disalahartikan sebagai Autisme
Meski tidak terdiagnosis secara klinis, alexithymia diperkirakan menyerang sekitar 10 persen populasi umum dan menurut berbagai sumber, dapat memengaruhi keterlibatan emosional seseorang dalam berbagai aspek kehidupan seperti pekerjaan, hubungan, dan kesadaran diri.
Orang dengan alexithymia sering mengalami kesulitan dengan introspeksi, kemampuan untuk memahami dan memberi label pada keadaan internal tubuh, yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan untuk menggambarkan rasa lapar, sakit, atau sensasi lainnya secara akurat.
Istilah alexiomia menggambarkan kesulitan dalam mengenali sensasi internal seperti lapar atau lelah.
Alexithymia lebih sering terjadi pada orang autis, berkisar antara 33 hingga 66 persen, dan juga sering dikaitkan dengan gangguan kejiwaan, termasuk OCD, gangguan stres pasca trauma, kecemasan, dan depresi.
Beberapa orang mengalami alexithymia sebagai respons terhadap trauma, sementara yang lain mungkin mengalaminya dalam jangka waktu yang lebih lama. ciri
Alexithymia ditandai dengan gaya berpikir berorientasi eksternal di mana fokusnya adalah pada peristiwa eksternal daripada reaksi emosional internal.
Kecenderungan ini dapat menyebabkan kesulitan memproses emosi secara langsung sehingga memerlukan refleksi untuk memahami apa yang mereka rasakan.
Dalam hubungan dan situasi sosial, alexithymia bisa jadi sulit.
Baca Juga: Mengajarkan Emosi pada Anak Lewat Buku Cerita
Misalnya, penderita alexithymia mungkin mengalami kesulitan menafsirkan isyarat sosial seperti ekspresi wajah, yang terkadang menyebabkan stres emosional atau kesalahpahaman.
Meskipun alexithymia membatasi kesadaran emosional, masih mungkin untuk mengembangkan keterampilan untuk mengenali dan mengekspresikan emosi dengan lebih baik.
Praktik memberi label pada emosi dan sensasi fisik merupakan teknik yang dapat membantu penderita alexithymia menjadi lebih sadar dan sadar akan emosinya seiring berjalannya waktu.
Proses menghubungkan sensasi fisik dengan label emosional dapat menjadi alat yang berharga bagi mereka yang ingin meningkatkan regulasi dan kesadaran emosional, yang pada akhirnya akan membantu mereka menavigasi dunia batin dan sosial dengan lebih baik Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.