JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Ancaman terhadap pertahanan negara semakin kompleks, sehingga menciptakan batasan antara ancaman militer dan non-militer semakin kabur.
Istilah blur dan blend kini muncul sebagai deskripsi ancaman modern yang memerlukan pendekatan lebih kolaboratif dibandingkan sebelumnya.
Kombinasi kekuatan sipil dan militer diharapkan dapat menjawab ancaman keamanan dan pertahanan yang tidak lagi sederhana.
Anton Aliabbas, Kepala Center for Intergovermental and Diplomatic Engagement (CIDE) Universitas Paramadina, menilai langkah Kementerian Pertahanan membentuk Dewan Pertahanan Nasional (DPN) sebagai upaya penting mengatasi situasi tersebut.
Ia mengatakan, DPN merupakan jembatan kerja sama antara komponen militer dan sipil untuk membangun pertahanan negara yang lebih kuat dan adaptif.
Baca juga: Mandat Dewan Pertahanan Negara Harus Diperjelas Sebelum Dibentuk
“Saat ini ancamannya ‘campur aduk’ dan ‘tidak jelas’. Sulit membedakan mana ancaman militer dan mana yang non militer,” kata Anton saat berbicara, Senin (11/11/2024) saat dihubungi Kompas. .com.
Anton mengemukakan gagasan pertahanan negara tidak lagi cukup hanya mengandalkan kekuatan militer saja.
Menurutnya, kerja sama sipil-militer merupakan keharusan yang strategis.
Ketika ancaman dunia maya, terorisme, dan krisis ekonomi global kemungkinan besar akan mempengaruhi stabilitas keamanan nasional, kehadiran peran dan keahlian sipil di berbagai bidang pertahanan menjadi semakin relevan.
“Mengingat kompleksitas ancaman ini, integrasi antara sipil dan militer sangat diperlukan,” kata Anton.
Baca juga: Pidato Dewan Pertahanan Nasional Butuh Dukungan Masyarakat
Menurut Anton, langkah Menteri Pertahanan Jaffrey Jamsoueddin mengaktifkan kembali DPN patut diapresiasi sebagai upaya penguatan kebijakan pertahanan.
Szafry dinilai memahami pentingnya kerja sama tersebut, terutama karena pengalamannya di dunia militer yang menunjukkan perlunya sinergi lintas sektor dalam pertahanan negara.
“Ketika Menteri Pertahanan Jafri Jamsuddin mencoba menghidupkan kembali DPN, itu merupakan sebuah langkah maju. Beliau memahami pentingnya kerja sama, karena tantangan pertahanan saat ini tidak lagi dapat diselesaikan hanya oleh militer,” kata Anton.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Pertahanan (Menhan) RI Jafri Jamswedin berencana membentuk Dewan Pertahanan Nasional untuk memperkuat pertahanan negara.
Hal itu diungkapkannya saat memberikan pengarahan kepada para petinggi I, II, dan III Kementerian Pertahanan RI di kampus Universitas Pertahanan (Wunhan), Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (30/10/2024).
Baca juga: Pidato Dewan Pertahanan Negara, Formasi Sipil-Militer Diharapkan Berimbang
“Ada rencana untuk membentuk (dewan pertahanan negara) yang melihat aspek pertahanan dari sudut pandang yang berbeda dan tidak homogen,” kata Brigjen TNI Edwin, Kepala Biro Humas Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan RI. . Adrian Sumantha, Menteri Pertahanan menjelaskan isi instruksi Jaffrey.
Sjafrie mengingatkan jajarannya untuk tidak mengkhawatirkan aspek utama pertahanan negara.
Oleh karena itu, ia memandang perlu adanya perbaikan organisasi dan sentralisasi kebijakan pertahanan negara. Dengarkan berita terhangat dan berita pemilu kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita pilihan Anda untuk mengakses saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.