GLOBAL NEWS Andi Widjajanto Kritik Pembentukan Yonif TNI di Papua Justru Urusi Ketahanan Pangan
JAKARTA, sp-globalindo.co.id – Inspektur Militer Andi Widjajanto mengatakan ada yang salah dalam proses pembentukan satuan baru di TNI Angkatan Darat (AD), Batalyon Infanteri (Yonif) yang mendukung daerah rawan (PDR) di Papua.
Pasalnya, menurutnya, pembentukan Yonif mempertimbangkan ketahanan pangan dan bukan ancaman bagi sektor militer.
Jika itu yang terjadi, menurutnya, prioritas akan diberikan kepada kelompok nonmiliter.
“Ya pokoknya saya TNI dan persoalan ketahanan pangan itu ancaman non militer. Kalau ancaman non militer kembali ke UU Keamanan nomor 3 tahun 2002. Di UU ini, kalau itu itu ancaman non militer, itu ancaman non militer, yang dinyatakan sebagai ancaman,” kata Andi, saat ditemui di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta, Selasa (8/10/2024).
Baca Juga: TNI Ciptakan Prajurit PDR, Prajurit Berilmu Pertanian
Ia lantas menanyakan apakah ada Menteri Pertahanan yang sebelumnya angkat bicara soal masalah ketahanan pangan di Papua.
Lalu yang jadi pertanyaan, siapa yang mengumumkan adanya masalah pangan di Papua? Apakah itu Kementerian Pertanian? Apakah Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan? kata mantan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) ini.
Ia mengingatkan, departemen terkait juga mengemban tanggung jawab sebagai departemen atau departemen terbesar dalam hal ketahanan pangan.
Apabila kementerian tidak dapat melakukan hal ini sendiri, maka dapat meminta bantuan Kementerian Pertahanan atau TNI sebagai sarana pendukung.
Jadi mereka (Menhan dan TNI) bukan bagiannya. Mereka adalah wilayah pendukung, meliputi kementerian yang tidak menangani keamanan nasional yang menyatakan ada ancaman pangan di wilayah ini. Ini tidak berfungsi saat ini. kata Andi.
Baca juga: Kepala Staf: Yonif Dukung Daerah Rentan di Papua, Visi Prabowo
Untuk itu, ia meyakini Pusat Ketahanan Pangan di Papua bisa saja dibangun, asalkan ada pernyataan awal dari Kementerian Ketahanan Nasional mengenai ketahanan pangan di sana.
Namun, sepengetahuannya, belum ada tim dari kantor keamanan yang melakukan hal tersebut sebelumnya.
“Tetapi organisasi pemerintah mana yang mengumumkan adanya krisis pangan? Dan mereka seharusnya bertemu dengan Kementerian Pertahanan Nasional menggunakan mekanisme ancaman non-militer dalam UU Pertahanan. Tampaknya hal itu dilanggar saat ini,” kata pernyataan itu. Penasihat senior Lab 45.
Diberitakan sebelumnya, TNI telah resmi membentuk “Batalyon Infantri Pendukung Daerah Rentan” (Yonif PDR) yang ditugaskan di wilayah Papua.
Saat ini, terdapat lima kekuatan yang dikerahkan untuk mendukung program produksi pangan pemerintah.
Dirjen TNI Agus Subiyanto menjelaskan, Batalyon PDR memiliki rincian, antara lain Batalyon Konstruksi dan Batalyon Produksi.
“Kami akan melaksanakan program pertanian di wilayah Papua, dan alat ini akan membantu Kementerian Pertanian dan masyarakat setempat untuk menanam pohon, khususnya padi,” kata Direktur Jenderal di Lapangan Monas Silang, Jakarta Pusat, Rabu (2). ). /10/2024).
Selain itu, Kepala Daerah menegaskan, tujuan utama dibentuknya PDR Yonif adalah untuk membantu program pemerintah, khususnya daerah-daerah yang memerlukan pembangunan pesat. Dengarkan berita terbaik dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran media favorit Anda untuk bergabung dengan saluran WhatsApp sp-globalindo.co.id: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan aplikasi WhatsApp sudah terinstal.