sp-globalindo.co.id – Pernahkah Anda mendengar tentang media sosial yang tak ada habisnya, menggunakan berita buruk atau konten yang meresahkan? Saat peristiwa atau krisis besar terjadi, sering kali kita tidak bisa melihat banyak hal, meski hal itu membuat kita semakin cemas.
Kegiatan ini seringkali dilakukan secara tidak sadar, dimana berjam-jam dihabiskan hanya untuk membaca informasi yang membuat hati tidak enak. Semakin kita terjerumus ke dalam kebiasaan ini, semakin besar pengaruhnya terhadap otak kita.
Emosi negatif, seperti kecemasan, ketakutan, dan depresi, dapat meningkatkan kemampuan kita untuk terus mengonsumsi berita buruk. Hal ini sering disebut domscrolling media sosial.
Lalu apa yang dimaksud dengan media sosial? Ini adalah deskripsi lengkap.
Baca juga: Dampak kegagalan bank Silicon Valley terhadap dukungan startup teknologi Apa itu media doomscrolling?
Posting nanti, Doomscrolling adalah kebiasaan manusia yang terus menerus mengonsumsi dan berbagi informasi, meski hal tersebut membuatnya lelah atau berdampak negatif pada kesehatan mental.
Praktik ini sering terjadi pada saat krisis atau ketidakpastian, seperti saat terjadi kerusuhan global atau pergolakan politik. Berita biasa bisa membuat frustrasi, membebani, membuat frustrasi, dan tidak berdaya.
Meskipun penting untuk menyadari isu-isu penting, volume yang menghakimi dapat mematikan pikiran. Disarankan untuk mengurangi waktu yang dihabiskan untuk konten negatif dan beristirahat dari media sosial dan berita untuk fokus pada perawatan dan kesehatan pribadi. Dampak kehancuran terhadap kesehatan mental
Penelitian menunjukkan bahwa perilaku ini dikaitkan dengan kecemasan, keputusasaan, dan pandangan negatif terhadap kenyataan. Misalnya, sebuah penelitian menemukan bahwa paparan berita buruk secara terus-menerus dapat menyebabkan kecemasan dan rasa tidak aman, serta berdampak pada kesehatan mental, terutama pada generasi Z. Pola perilaku dan teknik pemecahan masalah.
Doomscrolling sering kali bersifat kompulsif, menyebabkan pengguna tanpa sadar menelusuri konten negatif. Faktor-faktor seperti FOMO (fear of missing out) juga berperan dalam mendorong hal ini.
Untuk mengatasinya, para ahli menyarankan agar Anda mewaspadai respons emosional saat mengonsumsi berita, meluangkan waktu untuk mengecek media sosial, dan mengubah cara mengonsumsi berita dengan cara yang sehat. Cara Menghentikan Doscrolling Media Sosial Tetapkan Batas Waktu Penggunaan Media Sosial
Cara terbaik untuk menghindari pemadaman listrik adalah dengan menetapkan batasan waktu di media sosial. Anda dapat menggunakan fitur bawaan ponsel Anda, seperti mengatur batas waktu atau waktu pemakaian perangkat, untuk membatasi akses harian Anda ke platform media sosial.
Dengan menetapkan batas waktu, Anda dapat mengontrol konsumsi konten tidak sehat dan mencegah diri Anda terjebak dalam arus informasi. Mengurangi waktu yang dihabiskan juga dapat membantu Anda fokus pada aktivitas yang lebih produktif dan produktif. Sunting media sosial
Mengikuti berita negatif secara terus-menerus dapat memengaruhi suasana hati dan kesehatan mental Anda. Untuk mengurangi emosi negatif, cobalah untuk mengubah media sosial Anda dengan hanya mengikuti akun-akun yang memberikan konten positif, informatif atau inspiratif.
Anda dapat menggunakan fitur “bisu” atau “hapus” untuk menghentikan konten akun yang menyinggung. Ini akan memperbaiki pola makan Anda dan membantu Anda merasa lebih baik saat menggunakannya. Beristirahatlah secara teratur
Menghabiskan terlalu banyak waktu di media sosial, terutama di saat-saat buruk, dapat menyebabkan stres. Oleh karena itu, penting untuk menjadwalkan istirahat rutin dari media sosial, terutama saat Anda sedang stres.